Menurut Armayani, upaya dirinya bertahan hidup tak lepas dari berkah yang maha kuasa. Serta dukungan sosial dari keluarga dan para kolega.
Dari segi medis, Armayani juga dituntut untuk disiplin.
"Makan obat bisa 5 sampai 8 butir. Pagi, siang dan malam. Ditambah berjemur dan olahraga ringan setiap pagi," ungkap Armayani.
Selain itu, faktor yang menunjang kesembuhan kata Armayani adalah selalu berfikir positif dan rajin ibadah. Di sisi lain, urusan makanan juga tak boleh diabaikan.
"Walaupun rasanya pahit, asupan makanan dan gizi itu harus tetap masuk," beber dia.
Alhasil setelah dinyatakan sembuh, Armayani pun meluapkan rasa syukurnya dengan menceburkan diri di Laut Bangka, tepatnya di Pantai Air Anyir.
Hampir satu jam mandi dan berenang di laut, Armayani mengaku kondisinya menjadi lebih baik. Mandi di laut tersebut juga diikuti sejumlah pasien lainnya yang dinyatakan sembuh dihari yang sama.
Namun, hingga saat ini Armayani mengaku tidak mengetahui secara persis kontak awal yang membuatnya terjangkit pandemi.
"Memang pernah ke Jakarta, tapi itu sudah lama sekali. Keseharian tugas di Bangka dan menerima tamu di rumah sakit," pungkasnya.
Sebab ketidaktahuan itu pula yang membuat Armayani kaget saat dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Posisinya yang selama ini merawat pasien langsung berbalik menjadi pasien yang harus dirawat.
Alhamdulillah semua itu bisa dilewati bapak dua anak itu, setelah hasil swab PCR dinyatakan negatif sepekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.