MAGETAN, KOMPAS.com – Makam Ki Mageti, salah sato tokoh yang disebut sebagai sosok yang membabat hutan yang menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terancam longsor ke Kali Gandong.
Nisan makam bercat hitam bertulis Ki Ageng Mageti dan Nyai Ageng Mageti dengan pagar bercat emas itu sudah menggantung di tebing setinggi hampir 30 meter dari dasar Kali Gandong.
Salah satu warga yang tinggal di bantaran Kali Gandong yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi makam, Sungkowo (80) mengaku, dulu masih ada lahan selebar tiga meter dari bibir tebing sungai.
“Dulu masih ada jarak tiga meter dari batas sungai sebelum longsor,” ujarnya Jumat (30/04/2021).
Sungkowo menambahkan, lokasi makam Ki Mageti sempat mengalami longsor besar. Meski, ia tak ingat kapan peristiwa longsor terjadi.
Baca juga: Mengenal Suheri, Satu-satunya PNS di KRI Nanggala-402, Dikenal sebagai Ahli Torpedo
Namun, Sungkowo mengaku longsor besar pertama sempat membuat bagian atap bangunan seperti pendopo yang berada di sebelah barat makam jatuh ke dasar sungai.
“Longsor besar itu membuat atap makam jatuh ke dasar sungai dan kijeng makam itu retak,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Magetan Suprawoto mengatakan, BBWS Bengawan Solo akan membangun penahan longsor di lokasi makam Ki Ageng Mageti.
Letak makam Ki Mageti yang berada di belakang kantor bank dengan jalan masuk hanya selebar kurang lebih satu meter. Kondisi itu dinilai cukup memprihatinkan.
Sayangnya, pemerintah daerah belum bisa mengembangkan kawasan makam Ki Mageti karena tanah di sekitar lokasi itu merupakan milik warga.
“DAS Solo sudah minta izin untuk membangun. Sementara untuk pengembangan seperti untuk ruang terbuka kita kesulitan karena lahan milik warga,” katanya.