Namun, lanjutnya, untuk uang pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, dan Rp 5.000, keuntungan yang didapat bisa lebih besar, mencapai Rp 7.000 untuk setiap penjualan dengan nilai nominal Rp 100.000.
Harga uang kertas untuk angpau Lebaran akan terus naik seiring semakin dekatnya hari raya Idul Fitri.
Mulai H-7 lebaran, ujar Fatah, pedagang bisa menjual uang untuk angpau nominal Rp 100.000 dengan harga Rp 110.000 hingga Rp 115.000.
"Tergantung kondisi. Kalau pada minggu terakhir bulan puasa permintaan tinggi, kita bisa naikkan harga," ujarnya.
Fatah mengaku, penjualan uang untuk angpau Lebaran yang dijaganya meningkat sejak tiga hari terakhir, dengan omzet harian mencapai Rp 1 juta.
Pada situasi normal selama sebulan penuh di Ramadhan, dirinya dapat mencapai omzet sekitar Rp 150 juta.
Fatah mengaku sulit memperkirakan bagaimana permintaan uang untuk angpau Lebaran tahun ini karena larangan mudik berdampak langsung pada penjualan, terutama di hari-hari terakhir mendekati lebaran.
"Perantau biasanya mudik mendekati lebaran dan mereka butuh banyak uang angpau," ujarnya.
Fatah adalah pedagang uang angpau eceran. Sementara, terdapat sejumlah pedagang dengan modal lebih besar yang mampu menjual uang skala grosir.
Yuvi, pedagang uang angpau lebaran di Jalan Mastrip, Kota Blitar, misalnya, melayani penjualan grosir maupun eceran.
Mengaku bermodal sekitar Rp 80 juta, Yuvi per hari dapat menjual uang angpau eceran antara Rp 5 juta hingga Rp 6 juta beberapa hari sejak buka awal bulan puasa ini.
Untuk penjualan grosir, ujar warga Kelurahan Kauman, Kota Blitar ini, per hari antara Rp 20 juta hingga Rp 30 juta.