Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Bumi, Kontainer Pakan Kucing Dipasang Serentak di 36 Daerah di Indonesia

Kompas.com - 22/04/2021, 20:15 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com - Rumah Difabel (Rudi) Meong Solo bersama Feed Not Bomb (FNB) menginisiasi pemasangan kontainer pakan kucing di 22 titik menggunakan botol plastik bekas di Solo, Jawa Tengah, Kamis (22/4/2021).

Pemasangan ini sekaligus menandai pemasangan kontainer pakan kucing secara serentak di 36 daerah di Indonesia.

Adapun 36 kota/kabupaten itu antara lain, Solo, Sragen, Sukoharjo, Purwokerto, Cirebon, Cikampek, Tanggerang, Jakarta, Bandung, Subang, Cimahi, Denpasar, Makasar, Jogja, Samarinda, Bogor.

Kemudian Cimahi, Depok, Gowa, Karawang, Kediri, Kuningan, Lamongan, Magetan, Semarang, Sukabumi, Surabaya, Tuban, Malang, Purwakarta, Purworejo, Cikarang, Palembang, Medan, Sidoarjo, dan Nganjuk.

Baca juga: Mengenal Kucing Busok, Leopard dari Pulau Raas Madura dan Upaya Diakui Dunia

Pendiri Rumah Difabel Meong Solo Ning Hening Yulia mengatakan pemasangan kontainer pakan kucing dilaksanakan bertepatan Hari Bumi sebagai bentuk kepedulian terhadap kucing jalanan.

"Memang kami sengaja 22 April 22 kontainer. Sebenarnya dengan 22 kota memberikan pakan kucing serentak di Hari Bumi. Tapi membludak animonya sampai 36 kota/kabupaten di Indonesia," kata Ning di sela-sela pemasangan secara simbolis di Kompleks Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Menurut dia, berdasarkan data hasil penelitian selama delapan bulan pada tahun 2019 ada sekitar 700 anak kucing dibuang di berbagai tempat seperti selokan, pasar, tong sampah dan pinggir jalan.

Bahkan, berakhir dengan kematian pada anak kucing.

Hal ini karena jumlah populasi kucing sangat banyak. Over populasi kucing ini akhirnya membuat keberadaannya dianggap menjadi hama.

"Kalau sudah dilabelisasi hama kita tahu sendiri pemusnahan itu menjadi sah. Bahkan oleh negara. Ini yang akan menjadi tahan betul lajunya dengan pro steril," terang dia.

Baca juga: Sempat Dengar Suara Mirip Kucing, Ternyata Ada Mayat Bayi

Ning juga menilai kekerasan terhadap kucing masih tinggi. Salah satunya adalah kejadian tabrak lari pada kucing. Kemudian memotong ekor kucing, menendang, meracun, dan lainnya.

"Selama ini belum ada kasus kucing keracunan yang kita dampingi karena sangat biasnya untuk penuduhan," kata dia.

Berangkat dari masalah itu, jelas Ning Rumah Difabel Meong bersama FNB peduli terhadap keberlangsungan hidup kucing dengan memasang kontainer pakan kucing serentak di 36 kota/kabupaten di Indonesia dimulai dari Solo.

"Apalagi masa pandemi, puasa itu banyak warung tutup. Kemudian pandemi orang cari makan susah apalagu untuk kucing. Ini menjadi keprihatinan bersama," ungkap dia.

"Memang terlambat. Tapi dari pada tidak sama sekali. Ini bagian kecil kami yang bisa kami lakukan dengan teman pecinta kucing untuk memasang kontainer pakan kucing," kata dia.

Pihaknya akan terus memantau kontainer pakan kucing yang telah mereka pasang di titik-tik yang ditentukan tersebut.

"Nanti akan kita pantau (kontainer pakan kucing), kita akan carikan donasi pakan sehingga kita bisa terus beri pakan kucing. Kalau kontainer pakan hilang kita pasang lagi," terangnya.

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa berharap kegiatan pemasangan kontainer pakan kucing menjadi kampanye peduli kucing. Karena kucing merupakan salah satu hewan yang selalu hidup berdampingan manusia.

"Penting bagi kita menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan kita masing-masing," kata Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com