Kala itu, Pulau Kelor masih terpisah dengan daratan di Jepara. Namun karena mengalami sedimintasi, pulau tersebut menyatu.
Pulau Kelor didiami oleh orang Melayu bernama Encik Lanang. Karena membantu Belanda saat melawan Bali, Encik Lanang mendapatkan pinjaman Pulau Panjang yang ada di gugusan pulau di kawasan itu untuk memelihara ternaknya.
Baca juga: Awal 2021, Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Karimunjawa Menurun
Ia bersahabat dengan Ki Ronggo Mulyo yang tinggal di Teluk Jepara.
Syahadan Adipati Citrokusuma VII dengan dua pejabat Kadipaten Jepara akan ke Karimunjawa.
Mereka naik perahu dari Teluk Jepara. Namun saat berlayar, badai besar dan perahu mereka hilang kendali.
Oleh Ki Ronggo Mulyo dan Encik Lanang, sang adipati diselamatkan sehingga terhindar dari badai.
Baca juga: Menyelami Keindahan Bawah Laut Karimun Jawa
Sejak saat itu, Ki Ronggo Mulyo dan Encik Lanang membuat larung sesaji kepala kerbau sebagai ucapan syukur dan kegembiraan.
Sebagai harapan agar Sang Maha Kuasa melindungi nelayan dari bencana di laut serta mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah.
Acara larung sesaji tersebut dikenal dengan Lomban yang diadakan di kawasan Pantai Kartini. Lomban diadakan selama satu hari tepatnya pada 8 Syawal atau sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.