"Sebab, saya sendiri ingin anak-anak yang ada di sana, tetap mendapatkan ilmu dan tidak kalah dengan anak-anak yang ada di wilayah lain dalam hal pendidikan," tutur Andik.
Saat ini, selain Andik, ada pula tiga orang lain yang juga berstatus sebagai guru honorer mengajar di SDN Juipurapah 2, ditambah dua orang guru berstatus PNS. Jumlah siswa-siswi sebanyak 35 anak.
Lantaran baru lulus SMA pada 2006, Andik sembari mengajar juga membagi waktunya untuk melanjutkan kuliah.
Dia mengambil jurusan sastra di IKIP Budi Utomo Malang, dan mengaku lulus mendapatkan gelar S-1 usai menempuh pendidikan selama empat tahun.
Pasca lulus kuliah, Andik kembali penuh mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mengajar di SDN Juipurapah 2 Jombang.
Dengan status guru honorer, Andik mengaku mendapatkan upah sebesar Rp 500.000 per bulan.
"Sebelumnya Rp 350.000, tapi sekarang alhamdulillah sudah naik Rp 500.000. Barusan saja, belum lama. Bahkan, saat 2006 itu, saya sempat hanya mendapat Rp 100.000 per bulan," kata Andik.
Andik mengaku, dirinya harus berjuang mendapat penghasilan tambahan di luar gaji yang diterima, untuk membeli bahan bakar sepeda motor yang ditumpangi olehnya dari kediaman di Lamongan menuju SDN Juipurapah 2 Jombang.
"Terkadang ya cari kayu bakar di hutan yang saya lewati, dijual untuk beli bensin," kata Andik.
Beratnya medan perjalanan yang harus ditempuh, membuat Andik sempat berganti sepeda motor hingga sembilan kali.
Sebab, tidak jarang motor yang dikendarainya mengalami kendala, ketika harus melintasi sungai dan jalanan berlumpur.