Baik saat berangkat maupun pulang, Andik juga jarang memakai seragam layaknya seorang guru pada saat menempuh perjalanan.
Hal ini dikarenakan, medan jalanan yang tidak memungkinkan dan tidak menjamin pakaian yang dikenakan bakal tetap bersih jika digunakan.
"Saya sudah ganti motor sampai sembilan kali, semua saya preteli agar bisa dibuat menempuh perjalanan, seperti sepeda motor off road. Terakhir, yang sekarang ini sepeda motor (pabrikan) China, Happy," tutur Andik.
Andik juga menceritakan, dirinya pernah berjalan kaki untuk sampai di SDN Juipurapah 2 Jombang.
Sebab, ketika itu kondisi medan jalanan yang tidak memungkinkan untuk dilalui dengan sepeda motor.
Baca juga: Kiat Perajin Manik-manik di Jombang Bertahan Selama Pandemi Covid-19...
Ini biasanya dialami oleh Andik bila di daerah tersebut diguyur hujan lebat.
"Di jalan sekitar 10 kilometer yang tidak enak itu, sebab jalannya hanya tanah dan tidak ada bebatuan, jadi tidak bisa dilalui sepeda motor," kata Andik.
Andik mengatakan, dirinya sudah sempat empat kali mengikuti tes yang digelar oleh Pemkab setempat untuk menjadi guru tetap.
Namun, dari empat tes yang sudah dilakoni tersebut, tidak satupun yang berhasil dilalui dengan hasil maksimal.
Andik mengaku, dirinya juga sudah menempuh kuliah di Universitas Terbuka Jombang dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru SD (PGSD), sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan.
Namun, tetap saja, hingga kini ia masih berstatus sebagai honorer.
"Sudah ikut empat kali tes yang digelar Pemkab Jombang, tapi belum rezeki, tidak ada yang lolos," tutur Andik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.