Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Mengajar di Pelosok, Guru Honorer Ini Melewati Sungai dan Lumpur, Sudah 9 Kali Ganti Motor

Kompas.com - 16/04/2021, 06:37 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Pengabdian dari Andik Santoso (33), guru honorer asal Desa Kedungkempul, Kecamatan Sukorame, Lamongan, dalam melaksanakan tugasnya menjadi staf pengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Juipurapah 2 Jombang, menyentuh hati.

Demi mengajar di sekolah yang cukup terpencil di Dusun Kedungdendeng, Desa Juipurapah, Kecamatan Plandaan, Jombang, Andik harus lebih dulu menyeberangi sungai hingga tiga kali, dengan medan jalanan berlumpur.

Andik menceritakan awal dirinya memutuskan untuk mengambil pekerjaan mengajar di sekolah tersebut.

"Saya lahir di Sukorame, Lamongan, tapi sejak kecil saya ikut nenek yang tinggal di Kedungdendeng. Baru menginjak SMP dan kemudian SMA, saya kembali ikut orangtua di Lamongan," kata Andik, ketika dihubungi, Kamis (15/4/2021) malam.

Baca juga: Dapat Rp 900 Juta dari Panen Porang, Petani Ini Beli Mobil dan Tanah

Ketika 2006, Andik yang baru lulus SMA merasa seperti 'terpanggil' agar meluangkan waktu dan tenaganya untuk mengajar di SDN Juipurapah 2 Jombang.

Dia merasa, sekolah tersebut membutuhkan tambahan tenaga pendidik, lantaran minimnya jumlah tenaga pengajar.

"Akhirnya saya menemui kepala sekolah, dan sangat dengan senang hati kepala sekolah menerima saya. Waktu itu gurunya cuma tiga orang, termasuk saya," ucap dia.

Andik mengatakan, setahu dirinya, tidak ada yang berkenan mengajar di SDN Juipurapah 2, lantaran terpencil dan jauh dari pusat kota.

Bahkan, desa ini berjarak sekitar 27 kilometer dari Kecamatan Plandaan, dengan 10 kilometer di antaranya merupakan medan berlumpur.

Namun, dikarenakan Andik merasa di desa itulah dirinya menghabiskan masa kecil, serta tidak kuasa melihat para siswa-siswi SDN Juipurapah 2 yang kekurangan guru, maka dirinya dengan senang hati menjadi salah seorang staf pendidik di sana.

Meski untuk itu, Andik harus rela melakoni perjalanan selama 1 jam hingga 1,5 jam menuju SDN Juipurapah 2 Jombang dari kediamannya yang berada di Lamongan.

Perjuangan Andik Santoso menjadi guru di SDN Juipurapah 2 Jombang.Dok. Andik Santoso Perjuangan Andik Santoso menjadi guru di SDN Juipurapah 2 Jombang.

"Apalagi, kalau masuk musim penghujan, jalannya tambah parah, butuh tenaga ekstra. Apalagi, di sana cari sinyal juga susah, sebab daerah pegunungan," kata Andik.

Namun, melihat para siswa-siswi yang membutuhkan sosok guru, Andik mengaku rela menjalankan tugasnya.

 

"Sebab, saya sendiri ingin anak-anak yang ada di sana, tetap mendapatkan ilmu dan tidak kalah dengan anak-anak yang ada di wilayah lain dalam hal pendidikan," tutur Andik.

Saat ini, selain Andik, ada pula tiga orang lain yang juga berstatus sebagai guru honorer mengajar di SDN Juipurapah 2, ditambah dua orang guru berstatus PNS. Jumlah siswa-siswi sebanyak 35 anak.

Upah minim

Lantaran baru lulus SMA pada 2006, Andik sembari mengajar juga membagi waktunya untuk melanjutkan kuliah.

Dia mengambil jurusan sastra di IKIP Budi Utomo Malang, dan mengaku lulus mendapatkan gelar S-1 usai menempuh pendidikan selama empat tahun.

Pasca lulus kuliah, Andik kembali penuh mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mengajar di SDN Juipurapah 2 Jombang.

Baca juga: Cerita Kasan, Petani Bunga Jombang, Jelang Ramadhan Tanam Pacar Air, Saat Panen Bisa Dapat Rp 20 Juta

 

Dengan status guru honorer, Andik mengaku mendapatkan upah sebesar Rp 500.000 per bulan.

"Sebelumnya Rp 350.000, tapi sekarang alhamdulillah sudah naik Rp 500.000. Barusan saja, belum lama. Bahkan, saat 2006 itu, saya sempat hanya mendapat Rp 100.000 per bulan," kata Andik.

Andik mengaku, dirinya harus berjuang mendapat penghasilan tambahan di luar gaji yang diterima, untuk membeli bahan bakar sepeda motor yang ditumpangi olehnya dari kediaman di Lamongan menuju SDN Juipurapah 2 Jombang.

"Terkadang ya cari kayu bakar di hutan yang saya lewati, dijual untuk beli bensin," kata Andik.

9 kali ganti motor

Sepeda motor yang digunakan oleh Andik Santoso dalam menjalankan tugasnya sebagai guru di SDN Juipurapah 2 Jombang.Dok. Andik Santoso Sepeda motor yang digunakan oleh Andik Santoso dalam menjalankan tugasnya sebagai guru di SDN Juipurapah 2 Jombang.

Beratnya medan perjalanan yang harus ditempuh, membuat Andik sempat berganti sepeda motor hingga sembilan kali.

Sebab, tidak jarang motor yang dikendarainya mengalami kendala, ketika harus melintasi sungai dan jalanan berlumpur.

 

Baik saat berangkat maupun pulang, Andik juga jarang memakai seragam layaknya seorang guru pada saat menempuh perjalanan.

Hal ini dikarenakan, medan jalanan yang tidak memungkinkan dan tidak menjamin pakaian yang dikenakan bakal tetap bersih jika digunakan.

"Saya sudah ganti motor sampai sembilan kali, semua saya preteli agar bisa dibuat menempuh perjalanan, seperti sepeda motor off road. Terakhir, yang sekarang ini sepeda motor (pabrikan) China, Happy," tutur Andik.

Andik juga menceritakan, dirinya pernah berjalan kaki untuk sampai di SDN Juipurapah 2 Jombang.

Sebab, ketika itu kondisi medan jalanan yang tidak memungkinkan untuk dilalui dengan sepeda motor.

Baca juga: Kiat Perajin Manik-manik di Jombang Bertahan Selama Pandemi Covid-19...

Ini biasanya dialami oleh Andik bila di daerah tersebut diguyur hujan lebat.

"Di jalan sekitar 10 kilometer yang tidak enak itu, sebab jalannya hanya tanah dan tidak ada bebatuan, jadi tidak bisa dilalui sepeda motor," kata Andik.

Belum lulus tes

Andik mengatakan, dirinya sudah sempat empat kali mengikuti tes yang digelar oleh Pemkab setempat untuk menjadi guru tetap.

Namun, dari empat tes yang sudah dilakoni tersebut, tidak satupun yang berhasil dilalui dengan hasil maksimal.

Andik mengaku, dirinya juga sudah menempuh kuliah di Universitas Terbuka Jombang dengan mengambil jurusan Pendidikan Guru SD (PGSD), sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan.

Namun, tetap saja, hingga kini ia masih berstatus sebagai honorer.

"Sudah ikut empat kali tes yang digelar Pemkab Jombang, tapi belum rezeki, tidak ada yang lolos," tutur Andik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com