Menurut Hermansyah, metode kolam bioflok dipilih karena bisa meminimalisasi pakan yang harus disediakan.
"Karena ada bakterinya, jadi lebih efisien di pakan," ujarnya.
Jika berhasil, masing-masing PIM diproyeksikan mendapat penghasilan Rp 5,62 juta per bulan untuk budidaya lele. Menurutnya, budidaya lele akan panen setiap dua bulan sekali.
"Dalam setiap panen, dari jumlah benih itu setiap petani akan memeroleh laba Rp 11,258 juta," ucapnya. Adapun untuk budidaya nila, akan panen setiap empat bulan. Dalam sekali panen nila, para petani muda ini diproyeksikan mendapat laba Rp 17,69 juta.
"Jadi setiap bulannya Rp4,42 juta per bulan," ujarnya.
Sedangkan untuk budidaya udang, kelompok tani akan memanfaatkan tambak seluas 1.300 m2 yang akan diisi 270.000 benih udang.
Jika berhasil, masing-masing pembudidaya udang milenial ini diproyeksikan meraup untung Rp 7,1 juta bulan.
"Udang juga sama, panennya setiap empat bulan sekali," ucap dia.
Agar target itu tercapai, pihaknya mendampingi PIM sejak awal, mulai dari pembekalan terkait analisa kelayakan dan penyusunan rencana kerja, pengenalan teknologi, hingga teknik pengemasan dan pemasaran. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengawasan dan evaluasi langsung ke setiap PIM.
"Bulan April ini masih tahap pengadaan sarana," katanya.
Untuk budidaya lele, dia memproyeksikan sudah bisa dipanen pada Juni, sedangkan nila dan udang pada Agustus mendatang.
"PIM intensif (di lahan Diskanla) angkatan I ini akan berakhir dalam waktu setahun. Selanjutnya akan direkrut PIM intensif angkatan II, III, dan seterusnya," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.