"Kalo 2020 kemarin memang omzet menurun drastis hampir 75 persen, ini karena di tahun kemarin ada aturan ketat menjual takjil, karena dirasa menimbulkan kerumunan dan banyak juga orang takut keluar rumah," ujar bapak 2 anak itu.
Namun, Budi optimistis di tahun ini ia bisa meraih kembali omzet seperti pada 2019 lalu.
"Ramadan 2021 ini kan pemerintah telah membolehkan kami (pedagang takjil dadakan) untuk berjualan seperti sedia kala. Oleh karenanya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, saya optimistis bisa dapat meraih omzet selama sebulan berkisar Rp 18 jutaan lah, sama seperti di tahun 2019 kemarin," tutur dia.
Baca juga: 1.028 SD dan 328 SMP di Jember Ajukan Ujian Tatap Muka, Dispendik Bakal Gelar Simulasi
Hal senada dikatakan Andin (27), pedagang takjil dadakan lainnya.
Namun, Andin terhitung baru berjualan takjil dadakan di kawasan Jalan Karang Menjangan.
"Saya berjualan disini sekitar 3 tahunan, kalau sebelum pandemi dengan modal Rp 1 juta saya bisa dapet untung Rp 150.000 tiap harinya dari hasil gorengan yang saya jual, jadi perbulan bisa dapet Rp 4,5 jutaan. Tapi pas tahun kemarin ada pandemi omzet menurun drastis," ungkap Andin.
Namun, ia optimistis bisa meraih untung banyak di Ramadhan 2021 kali ini.
----------------
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul, "Legitnya Bisnis Takjil Dadakan di Surabaya, Bermodal Rp 2 Juta Omzet Bisa Setara Harga Yamaha Vega" (SURYA.CO.ID/FIKRI FIRMANSYAH)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.