Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Habiskan Rp 1 T untuk Beli Pakan dari Pulau Jawa, Gubernur NTT: Kita Akan Buat Pabrik Sendiri

Kompas.com - 24/03/2021, 12:17 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, para peternak di provinsi itu menghabiskan uang senilai Rp 1 triliun untuk membeli pakan ternak dari Pulau Jawa setiap tahun.

Hal itu disampaikan Viktor, saat bertemu dengan masyarakat di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Selasa (23/3/2021).

Pakan yang dibeli itu, kata Viktor, digunakan untuk kebutuhan ternak ayam dan babi milik masyarakat NTT.

Menurut Viktor, pakan ternak itu dibeli di Surabaya dengan harga Rp 9.000 per kilogram.

Tarif itu berlaku untuk Kota Kupang. Harga yang lebih mahal dibayar para peternak yang berada di sejumlah kabupaten lain di NTT.

Baca juga: Dukung Tilang Elektronik, Polda Jatim Operasikan Kamera INCAR, Ini Keunggulannya...

Itu belum termasuk saat musim hujan dengan cuaca buruk, tentu kapal pengangkut pakan ternak tidak lancar berlayar sehingga berdampak pada kenaikan harga.

Untuk itu kata Viktor, pihaknya akan membangun pabrik pakan ternak tahun ini.

"Satu tahun NTT beli pakan ternak, baik babi maupun ayam, itu totalnya mencapai Rp 1 triliun. Sehingga kita akan buat pabrik sendiri," ujar Viktor di Kecamatan Insana, Kabupaten TTU, Selasa.

"Sekian lama kita bawa uang kita yang banyak ini ke Pulau Jawa, yang mana pulau itu sudah kaya dan makmur, kita yang miskin ini malah sumbang setiap tahun Rp 1 triliun hanya untuk pakan ternak," sambung Viktor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com