Rahasia lainnya adalah tim yang solid, mulai dari karyawan hingga agen.
Saat ini, Dini memiliki hampir 100 karyawan dengan 8.000-an agen di beberapa negara.
Uniknya, 97 persen agennya adalah perempuan dan didominasi ibu rumah tangga (IRT).
Dini ingin bisnisnya bisa memberdayakan para ibu-ibu yang tidak bekerja sekuler.
“Konsepnya membesarkan manfaat. Jadi saya tidak berjuang untuk diri sendiri, tapi kita harus ingat siapa di pinggir kita, lingkungan kita, harus benar-benar memberikan manfaat,” ungkap Dini.
Rupanya, konsep ini menyelamatkan banyak keluarga selama pandemi Covid-19.
Pada awal pandemi, banyak suami agen yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), penghasilan menurun, dan masalah ekonomi lainnya.
“Istrinya (para agen) menjadi tulang punggung keluarga. Alhamdulillah, keluarga para agen ini bisa bertahan dengan baik,” ucap Dini.
Hal tersebut seiring dengan kinerja Mouza yang memperlihatkan pertumbuhan positif di 2020.
Meski hanya tumbuh 12 persen, hal tersebut patut disyukuri, karena perusahaan fesyen lain banyak yang tutup.
“Saat pandemi, Mouza tetap tumbuh, berikan reward pada agen. Karyawan juga enggak ada yang dikurangi, pemotretan pun masih full,” ucap dia.