PONOROGO, KOMPAS.com - Wandi, warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, prihatin melihat banyaknya pemuda di desanya yang merantau ke kota besar dan luar negeri untuk mencari pekerjaa.
Keprihatinan itu menggerakkan Wandi dan beberapa pemuda di desanya untuk lebih kreatif. Ia membuat usaha pengolahan limbah kayu menjadi barang-barang yang memiliki nilai ekonomi.
"Saya prihatin melihat pemuda di desa ini sudah mulai habis karena merantau bekerja ke luar negeri dan luar kota. Padahal banyak sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi barang bernilai ekonomis,” kata Wandi di Ponorogo, Selasa (16/3/2021).
Untuk mencegah para pemuda di kampung halamannya merantau, Wandi membentuk kelompok yang fokus membuat kerajinan. Kelompok pemuda itu diberi nama Creative Culture.
Usaha tersebut digawangi sejumlah pemuda dengan berbagai latar belakang pendidikan.
Baca juga: Kronologi Aiptu Gede Putra Meninggal Saat Kawal Kunjungan Presiden di Bali, Tiba-tiba Pingsan di Pos
“Pemuda yang bergabung di sini mulai dari lulusan SMP hingga sarjana,” jelas Wandi.
Menurut Wandi, masing-masing pemuda memiliki peran dan tugas sesuai keahliannya. Ada pemuda yang bertugas memproduksi dan mengurus penjualan.
Untuk bahan baku kerajinan yang dibuat, Wandi menggunakan limbah kayu jati Belanda.
Limbah kayu itu disulap menjadi kerajinan minatur perahu, jam dinding, hingga gantungan kunci.
Meski proses pembuatannya terlihat rumit, Wandi dan rekan-rekannya tak memasang harga mahal untuk setiap barang yang mereka buat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.