Salin Artikel

Modal Awal Rp 3 Juta, Usaha Busana Muslim Mouza Tembus Pasar Internasional

Mouza merupakan brand busana muslim asal Bandung, Jawa Barat.

Bisnis busana muslim ini berdiri pada 2016. Hanya dalam 5 tahun, Mouza tumbuh dengan cukup pesat.

Berbagai produknya kini bisa ditemui di Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Abu Dhabi, Oman, dan lainnya.

Lalu, apa rahasianya?

Sang pemilik, Dini Fitriyah membeberkan kunci rahasianya, yakni tidak berhenti bergerak dan berpikir.

Misalnya, ketika penjualan sedang turun, biasanya semangat juga ikut turun.

Tapi tidak dengan Dini. Semangatnya justru semakin tinggi saat usahanya turun.

“Ketika turun, saya malah makin semangat, gimana caranya biar naik lagi,” ujar Dini kepada Kompas.com di Bandung, Minggu (14/3/2021).

Saat ini, Dini memiliki hampir 100 karyawan dengan 8.000-an agen di beberapa negara.

Uniknya, 97 persen agennya adalah perempuan dan didominasi ibu rumah tangga (IRT).

Dini ingin bisnisnya bisa memberdayakan para ibu-ibu yang tidak bekerja sekuler.

“Konsepnya membesarkan manfaat. Jadi saya tidak berjuang untuk diri sendiri, tapi kita harus ingat siapa di pinggir kita, lingkungan kita, harus benar-benar memberikan manfaat,” ungkap Dini.

Rupanya, konsep ini menyelamatkan banyak keluarga selama pandemi Covid-19.

Pada awal pandemi, banyak suami agen yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), penghasilan menurun, dan masalah ekonomi lainnya.

“Istrinya (para agen) menjadi tulang punggung keluarga. Alhamdulillah, keluarga para agen ini bisa bertahan dengan baik,” ucap Dini.

Hal tersebut seiring dengan kinerja Mouza yang memperlihatkan pertumbuhan positif di 2020.

Meski hanya tumbuh 12 persen, hal tersebut patut disyukuri, karena perusahaan fesyen lain banyak yang tutup.

“Saat pandemi, Mouza tetap tumbuh, berikan reward pada agen. Karyawan juga enggak ada yang dikurangi, pemotretan pun masih full,” ucap dia.


Modal awal yang kecil

Sebenarnya, distribusi menggunakan keagenen ini tidak disengaja.

Saat bisnis ini dibangun pada 2016, Dini memulainya dengan modal Rp 3 juta.

Suatu hari, saat bisnisnya terus bertumbuh, Dini membuat iklan produknya di media sosial.

Tak berapa lama kemudian, ada yang mengirim pesan menanyakan soal tata cara menjadi agen.

“Dulu pas awal bisnis, yang penting bisa jualan, bisa makan. Pas ada yang tanya soal keagenan, saya sok tahu, saya jawab, oh iya teh tunggu sebenar. Padahal saya enggak tahu,” ucap Dini.

Ia kemudian mencari tahu ke mana-mana, termasuk mengandalkan pencarian di internet.

Akhirnya, ia menjawab pesan tersebut, syarat menjadi agen Mouza apa saja termasuk uang keagenan Rp 15 juta.

Ia mematok harga itu karena tidak memiliki modal. Dengan uang Rp 15 juta, dia bisa melunasi kain dan biaya jahit.

“Alhamdulillah saya jadi enggak keluar uang,” tutur Dini.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/17/103043478/modal-awal-rp-3-juta-usaha-busana-muslim-mouza-tembus-pasar-internasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke