Dengan demikian, setiap plushie produk Ciprut Craft ini menjadi edisi koleksi. Ayis bahkan tidak menggunakan frasa “beli” bagi produk yang dipasarkan, melainkan “adopsi”.
Ayis memasarkan produknya lebih banyak melalui daring, meski tidak menutup kemungkinan bagi calon konsumen datang ke workshop-nya yang berada di Rajabasa, Bandar Lampung.
Menurut Ayis, dari penjualan online kebanyakan produk Ciprut Craft laku di luar Lampung.
Mulai dari provinsi di luar Lampung, Bali, Pontianak, bahkan ada pemesan dari Belanda, Australia, dan Prancis.
“Plushie Ciprut Craft ini adalah karya handmade yang orisinal. Kami secara perlahan mulai mem-branding bahwa plushie ini salah satu benda layak koleksi. Penamaan tiap plushie dan dari seri tertentu, ini yang membedakan dengan produk sejenis yang sudah ada,” kata Ayis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.