Dedi dan istrinya tak bisa berbuat banyak. Sebab, mereka tergolong warga kurang mampu, sehingga tak punya biaya untuk mengatasi apa yang dialami buah hatinya.
Kini mereka hanya bisa pasrah dengan kondisi bayi mungil tersebut.
Segala upaya sudah dilakukan, baik berkonsultasi ke dokter maupun berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Pematang Reba, di Inhu.
Namun, pihak rumah sakit di sana menyarankan agar Piola dioperasi ke Kota Pekanbaru.
"Kami bawa ke rumah sakit Indrasari, tapi tak bisa ditangani dan disuruhnya langsung dibawa ke Pekanbaru. Kalau operasi ke Pekanbaru bagaimana biayanya? Kami tak punya uang, Pak," kata Dedi.
Terkendala pengurusan BPJS
Menurut Dedi, memenuhi kebutuhan dasar untuk makan saja sudah sulit, apalagi untuk biaya operasi yang tidak sedikit.
Dedi mengatakan, sebelumnya dia bersama istri berusaha membuat BPJS Kesehatan.
Tetapi, tidak bisa karena kartu tanda penduduk (KTP) orangtua dan nomor induk kependudukan (NIK) anak yang tertera di kartu kelurga (KK) tidak terdaftar secara online, berdasarkan data BPJS Kesehatan.
"Kami kan sudah bawa Piola ke rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Namun, pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi di Pekanbaru melalui BPJS Kesehatan. Saat saya urus BPJS, banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan kata orang BPJS, NIK anak saya belum terdaftar online," sebut Dedi.