Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Piola, Bayi 9 Bulan yang Hidup Tanpa Anus dan Butuh Pertolongan

Kompas.com - 15/03/2021, 12:09 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Seorang bayi bernama Piola Juningsih tidak memiliki anus atau mengalami kelainan yang disebut atresia ani.

Kondisi cukup langka ini sudah dialami bayi berusia 9 bulan itu sejak ia lahir.

Piola lahir dengan keadaaan yang tak biasa dibandingkan bayi pada umumnya.

Piola adalah anak dari pasangan Dedi Herfinal (27) dan Sitina (25).

Baca juga: Kisah Keluarga Waluyo yang Termarjinalkan, Hidup di Pinggir Rel Manggarai Tanpa Listrik

Keluarga ini tinggal di Desa Sialang Dua Dahan, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.

Saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Dedi mengatakan, Piola adalah anak keduanya.

Sedangkan anak pertamanya berusia 11 tahun, yang kini sudah kelas V sekolah dasar.

Piola lahir pada 11 Juni 2020 lalu.

Namun, Dedi tak menyangka anaknya lahir tanpa lubang anus.

"Anak kedua kami lahir di puskesmas desa sini. Jadi, kami tahunya Piola tak punya anus 13 hari setelah lahir. Awalnya kami memang tidak tahu," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin (15/3/2021).

Baca juga: Kisah Bayi Nur, Dibuang, Tak Diinginkan Ayah dan Ibu, Kini Diperebutkan 14 Orangtua untuk Diadopsi

Dia menceritakan, Piola diketahui tak memiliki lubang anus ketika menangis tiba-tiba.

Sang Ibu kemudian mengecek dan menemukan bayinya tanpa anus.

Dedi dan Sitina terkejut setelah mengetahui anaknya lahir dengan kondisi tidak normal.

"Saya sama istri sangat kaget. Tidak menyangka anak kedua kami bernasib seperti ini," ujar Dedi.

Kondisi Piola saat ini sehat.

Namun, setiap buang air besar, Piola selalu menangis.

"Sekarang ini anak kami buang air besar dari saluran kelaminnya," sebut Dedi.

 

Dedi dan istrinya tak bisa berbuat banyak. Sebab, mereka tergolong warga kurang mampu, sehingga tak punya biaya untuk mengatasi apa yang dialami buah hatinya.

Kini mereka hanya bisa pasrah dengan kondisi bayi mungil tersebut.

Segala upaya sudah dilakukan, baik berkonsultasi ke dokter maupun berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Pematang Reba, di Inhu.

Namun, pihak rumah sakit di sana menyarankan agar Piola dioperasi ke Kota Pekanbaru.

"Kami bawa ke rumah sakit Indrasari, tapi tak bisa ditangani dan disuruhnya langsung dibawa ke Pekanbaru. Kalau operasi ke Pekanbaru bagaimana biayanya? Kami tak punya uang, Pak," kata Dedi.

Terkendala pengurusan BPJS

Menurut Dedi, memenuhi kebutuhan dasar untuk makan saja sudah sulit, apalagi untuk biaya operasi yang tidak sedikit.

Dedi mengatakan, sebelumnya dia bersama istri berusaha membuat BPJS Kesehatan.

Tetapi, tidak bisa karena kartu tanda penduduk (KTP) orangtua dan nomor induk kependudukan (NIK) anak yang tertera di kartu kelurga (KK) tidak terdaftar secara online, berdasarkan data BPJS Kesehatan.

"Kami kan sudah bawa Piola ke rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Namun, pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi di Pekanbaru melalui BPJS Kesehatan. Saat saya urus BPJS, banyak persyaratan yang harus dipenuhi dan kata orang BPJS, NIK anak saya belum terdaftar online," sebut Dedi.

 

Dibantu anggota polisi

Ia pun tak bisa berbuat apa-apa. Terpaksa menunggu berbulan-bulan hingga BJPS itu selesai diurus.

Namun, Dedi kini merasa lega setelah dibantu oleh seorang anggota polisi setempat bernama Windro untuk mengurus BPJS anaknya.

"Kemarin sore BPJS-nya sudah selesai diurus sama Pak Windro, anggota polisi di sini. Pak Windro yang datang ke rumah saya. Jadi selama delapan bulan saya sendiri urus BPJS tak selesai. Selama itu saya bayar kalau bawa anak saya ke rumah sakit," kata Dedi.

Dia menambahkan, hari ini Windro membantu membuat surat rujukan untuk membawa Piola ke rumah sakit di Pekanbaru.

Dedi berharap ada solusi untuk mengatasi atresia ani yang dialami bayinya.

"Kami berdoa, semoga ada yang bisa mengatasi kondisi anak kami, karena kami sangat sedih melihat dia ketika mau buang air besar selalu menangis. Dan kami juga berterima kasih banyak kepada Pak Windro yang telah sudi membantu kami membuatkan BPJS," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com