NUNUKAN, KOMPAS.com – Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Labang dan Long Midang di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, terkendala dengan nihilnya akses jalan dan pasokan material bangunan.
Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Batas Negara Wilayah Laut dan Udara BNNP, Siti Metrianda, mengakui kedua hal tersebut bisa menghambat proyek Negara yang ditargetkan selesai pada 2021.
"Akses belum terbuka, dan selama ini Kabupaten Nunukan mengandalkan kebutuhan dari Malaysia," ujar Siti saat berkunjungan ke Nunukan, Rabu (10/3/2021).
Baca juga: Lagi, Prajurit TNI Temukan 10 Kilogram Sabu Tak Bertuan di Perbatasan RI-Malaysia
Lockdown-nya Malaysia di masa pandemi Covid-19 sangat berimbas pada wilayah perbatasan RI.
Selama ini, Kecamatan Lumbis Ogong dan Kecamatan Krayan yang menjadi lokasi pembangunan PLBN, terkendala akses transportasi.
Transportasi ke Lumbis lebih didominasi dengan perahu, sedangkan akses transportasi ke Krayan hanya bisa ditempuh dengan pesawat terbang.
Kedua Kecamatan terisolir tersebut, masih memiliki ketergantungan kuat dengan kebutuhan pokok dari Malaysia.
Belum bagusnya akses darat dari Malinau – Krayan, menambah panjang daftar hambatan pembangunan PLBN, khususnya PLBN Long Midang di Kecamatan Krayan.
"Otomatis kendala itu akan menjadikan target penyelesaian di 2021, molor, tapi kami berharap tidak terlalu molor," kata Siti.
Baca juga: Polisi Tangkap Penyelundup Ribuan Bungkus Sosis Asal Malaysia di Pontianak
Siti Metrianda mengatakan, ada dua solusi yang bisa dilakukan.
Pertama, dengan cara BNPP bersama Kementerian Luar Negeri, memaksimalkan fungsi Konsulat RI di Tawau untuk melakukan negosiasi perdagangan biasa antara Indonesia – Malaysia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.