Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Titik Lokasi Karhutla di Riau Sulit Dijangkau Petugas

Kompas.com - 05/03/2021, 10:02 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau masih berjibaku memadamkan titik api.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Hadi Penandio mengatakan, pemadaman karhutla dilakukan oleh tim darat dan juga dibantu satu unit helikopter water bombing.

"Pemadaman karhutla masih dilakukan di Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hilir, Bengkalis, Kota Dumai, dan Kepulauan Meranti," sebut Hadi saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (5/3/2021).

Dia mengatakan, pemadaman dilakukan tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, masyarakat peduli api (MPA) dan dibantu beberapa perusahaan.

Baca juga: Cegah Karhutla, Petugas Patroli Pakai Helikopter di Rokan Hulu Riau

Namun, pemadaman dari darat memang membutuhkan waktu dan tenaga yang  ekstra. Sebab, hampir semua lokasi kebakaran lahan gambut yang sulit dipadamkan.

Bahkan, sebut Hadi, ada beberapa titik api yang masih sulit dijangkau oleh tim darat.

"Karhutla yang masih parah, terdapat di kawasan hutan Giam Siak Kecil di Kabupaten Bengkalis dan di Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan," sebut Hadi.

Selain sulitnya akses ke lokasi, sambung dia, sumber air juga terbatas. Terkadang petugas harus menggali embung untuk mendapatkan air.

Sementara pemadaman dari udara hanya mengandalkan satu unit helikopter water bombing bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Kita sekarang cuma ada satu heli dari KLHK yang melakukan pemadaman secara mobile. Kalau untuk peminjaman heli lainnya, masih dalam proses. Karena pilotnya dari luar negeri dan sebagainya. Terkendala karena Covid-19 juga," ujar Hadi.

Meski demikian, tim darat terus berupaya memutus penjalaran api agar tidak semakin meluas.

Upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat sekat di antara lahan yang belum terbakar.

"Tim darat tetap berupaya maksimal untuk mencegah timbulnya asap akibat karhutla. Begitu ada kebakaran, tim langsung dikerahkan. Saat ini sudah banyak titik api yang berhasil dipadamkan dan tinggal pendinginan. Alhamdulillah, sejauh ini kita masih aman dari asap," kata Hadi.

Baca juga: Beratnya Tugas Tim Pemadam Karhutla, Pikul Mesin dalam Hutan, Nyebur Kanal, hingga Padamkan Api Malam Hari

Upaya lain untuk mencegah karhutla meluas, tambah dia, yaitu tim melakukan patroli ke wilayah-wilayah rawan kebakaran. Tim juga mengimbau masyarakat agar tidak membakar lahan.

"Karhutla ini kan tanggung jawan kita bersama. Jadi mari kita saling mengingatkan jangan membakar lahan. Karena kalau sudah terbakar, itu sulit dipadamkan dan dampaknya sangat banyak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com