MAGETAN, KOMPAS.com-Diana Puspita Sari, warga Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur berhasil membuat berbagai kerajinan dari benang rajut yang laku di pasaran, bahkan hingga ke luar negeri.
Dia mengaku beralih profesi dari pengelola event organizer pernikahan yang digelutinya hampir 5 tahun terakhir karena sepi pelanggan sejak pandemi Covid-19.
“Pertama minta diajari teman yang pandai merajut karena EO Wedding sepi,” ujarnya di kediamannya yang juga dijadikan lokasi pamer produk, Sabtu (27/2/2021).
Baca juga: Bandar Sabu Sisihkan Pendapatan untuk Berangkatkan Haji Orangtuanya
Dari iseng belajar membuat rajut, saat ini Diana telah bisa membuat beragam barang kebutuhan bayi dan anak serta sepatu dan aksesoris orang dewasa dari benang rajut.
Dari baju rajut bayi hingga dewasa, topi, peci shalat, sandal sepatu, tas, bahkan aksesoris untuk kepentingan background wedding juga bisa diabuat.
“Dulu belajar merajut 2 jam sudah bisa membuat pola. Untuk membuat kerajinan sepatu dan lainnya belajarnya di YouTube,” tambahnya.
Menurut Diana, hasil kerajinan tangan dari benang rajut yang dia hasilkan paling banyak diminati adalah sepatu.
Dalam seminggu, Diana mengaku bisa mendapat orderan melalui online 5 hingga 10 sepatu.
Selain mendapat pesanan dari seluruh kota di Indonesia, sepatu rajut buatan tangannya juga sudah merambah ke Abu Dhabi dan Pakistan.
Meski enggan merinci, namun keuntungan penjualan sepatu benang rajutnya mencapai belasan juta rupiah per bulan.
“Kalau harga sepatu antara Rp 200.000 sampai Rp 4 juta satu pasang,” ucapnya.
Baca juga: Hiperaktif, Bocah 9 Tahun Penyandang Disabilitas Diikat ke Pohon dan Dikurung Dalam Rumah
Diana mengaku benang yang digunakan untuk pembuatan baju rajut anak-anak dan sepatu kebanyakan didatangkan dari luar negeri.
Benang jenis Yoko yang lembut untuk dompet, sepatu bayi, dan kaos kaki bayi didatangkan dari Jepang sementara benang Poliseri untuk pembuatan sepatu dan tas didatangkan dari Negara China.
“Tekstur benang kan beda-beda, kalau untuk produk bayi dan anak anak butuh benang dengan tekstur lembut, beda sama sepatu,” katanya
Saat ini Diana juga memberi pelatihan kepada warga di sekitar rumahnya agar bisa menggeluti kerajinan benang rajut karena pangsa pasar yang masih cukup terbuka lebar, terutama untuk sepatu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.