Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Petani Cabai di Sidodadi Ramunia, Panen 25 Ton Per Hektar meski Cuaca Tak Menentu

Kompas.com - 25/02/2021, 06:01 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

 

Perubahan iklim, tantangan dan harapan 

Menurutnya, harga dan iklim menjadi tantangan bagi petani. Misalnya di saat panas seperti sekarang ini. Kalau tidak hati-hati, maka telus kutu cepat menetas dan bisa menghancurkan tanaman. Karena itu, harus ada perhatian ekstra.

Begitu juga ketika curah hujan tinggi, bisa menyebabkan tanaman layu kemudian mati, dia menyebutnya dengan istilah mati gadis.

"Cabai ini kan tidak ada HET (harga eceran tertinggi). Harapannya bisa dibikinlah HET di atas Rp 15.000. Jadi walaupun cabai itu banyak, petani tetap bisa untung," katanya. 

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara Dahler Lubis mengatakan, dalam upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19, pemerintah Sumatera Utara menggelontorkan bantuan kepada petani cabai seluas 422 hektar di 22 kabupaten/kota. 

"Di Deli Serdang ini, yang dibantu seluas 35 hektar. Di Sidodadi ini, kita bantu 4 hektar. Dan di sini kita lihat, ini cukup bagus. Hasil panen dijual Rp 25.000 per kilogram di tingkat petani, dan di pasar Rp 30.000 - Rp 40.000," katanya. 

Surplus produksi cabai

Dikatakannya, Sumut mengalami surplus produksi cabai. Kebutuhan cabai di Sumut di kisaran 120.000 ton per tahun.

Sedangkan produksi mencapai 170.000 ton sehingga masih bisa dikirim ke Batam, Riau, dan daerah lainnya.

"Di sini kita bantu petani berupa pupuk, mulsa, obat-obatan, dan lainnya. Sedangkan bibitnya, bibit lokal," kata Dahler. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com