Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal di Dekat Pabrik Tembakau, Jumenah: Cucu Saya Sulit Bernapas, Tidak Lagi Bisa Berjalan...

Kompas.com - 22/02/2021, 09:24 WIB
Fitri Rachmawati,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Ayah MN, Ismayadi (41) juga mengungkapkan hal yang sama. Tak hanya MN, anak laki-lakinya juga pernah muntah darah karena diduga tak tahan dengan bau tembakau dari pabrik tersebut.

Ismayadi sedih ketika anaknya yang sakit kerap mencari ibunya Fatimah (40) yang kini mendekam di Rutan Praya Lombok Tengah karena melempar pabrik tembakau dengan batu dan kayu.

"Istri saya tidak tahan melihat anak-anak kami sakit, dia sangat emosi sehingga melempar pabrik itu," kata Ismayadi di Desa Wajageseng, Sabtu.

Ismayadi pernah membawa anak perempuannya itu ke dokter. Saat itu, dokter memintanya menjauhkan MN dari asap rokok.

Baca juga: 2 Tahanan Kabur Usai Kikis Tembok Penjara dengan Sendok, Kapolsek Pontianak Utara Dicopot

"Dokter katakan pada saya, agar anak saya dijauhkan dari asap rokok, saya tidak ceritakan pada dokter kalau tinggal di dekat pabrik tembakau," kata Ismayadi.

Menurut Ismayadi, warga di sekitar sudah sering melakukan protes. Tetapi, warga kerap diancam akan dilaporkan ke polisi. Pada protes terakhir, empat ibu dari Desa Wajageseng dilaporkan dan ditahan polisi.

Penjelasan pengelola pabrik tembakau

Sementara itu, pemilik pabrik tembakau Suardi mengaku heran dengan keluhan warga yang sesak napas karena bau tembakau rajangan olahannya.

Menurutnya, sejak pabriknya beroperasi pada 2006, tak ada masalah terkait hal itu.

"Saya heran kenapa mereka baru sekarang mengeluh, saya sudah pernah minta petugas kesehatan memeriksa, tapi mereka tidak ada yang mau," kata Suardi di pabrik miliknya, Sabtu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com