Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal di Dekat Pabrik Tembakau, Jumenah: Cucu Saya Sulit Bernapas, Tidak Lagi Bisa Berjalan...

Kompas.com - 22/02/2021, 09:24 WIB
Fitri Rachmawati,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Warga Desa Wajageseng, Lombok Tengah, mengeluh mengalami gangguan pernapasan diduga akibat polusi pabrik tembakau rajangan UD MP. Salah seorang balita juga mengalami lumpuh diduga akibat polusi pabrik itu.

Jumenah (50), menggendong cucu perempuannya berinisial MN (8) yang terlihat pucat dan lemah. Sesekali nenek ini mengelus kepala cucunya yang tersandar di bahu Jumenah.

Kaki cucu Jumenah terlihat kecil. Tulang di bagian dengkul lebih menonjol.

Dua bulan terakhir, kata Jumenah, cucunya lumpuh karena menderita sesak napas.

"Sakit cucu saya, dadanya sakit sulit bernapas, suka batuk batuk, dan dia tak lagi bisa jalan atau bermain, karena lumpuh," kata Jumenah di Desa Wajageseng, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Cerita Lain dari Desa Miliarder di Tuban, Tarsimah Hanya Bisa Lihat Keriuhan Warga Borong Mobil

Setiap hari, Jumenah hanya bisa menggendong cucunya di pekarangan rumah atau duduk di gazebo agar bisa melihat anak-anak lain bermain.

"Sesak tiap pagi begitu mulai pabrik tembakau beroperasi baunya sudah menyengat, itu setiap hari, kalau tidak pagi, siang atau sore harinya," kata Jumenah.

Jumenah mengaku pernah melayangkan protes bersama warga lain kepada pengelola pabrik tembakau tersebut.

Tetapi, pengelola pabrik meminta dirinya pindah rumah.

"Saya dan warga sudah sering protes dari 2008 kami sudah protes, tapi mereka justru menyuruh pindah rumah saja kalau terganggu," jelasnya.

 

inilah H. Suardi, pemilik UD Mawar Putra yang merupakan pabrik tembakau rajangan di Wajageseng Lombok Tengah. Keberadaan pabrik. pengolah tembakau ini diprotes warga karena baunya membuat warga sesak.KOMPAS.com/FITRI R inilah H. Suardi, pemilik UD Mawar Putra yang merupakan pabrik tembakau rajangan di Wajageseng Lombok Tengah. Keberadaan pabrik. pengolah tembakau ini diprotes warga karena baunya membuat warga sesak.
Ayah MN, Ismayadi (41) juga mengungkapkan hal yang sama. Tak hanya MN, anak laki-lakinya juga pernah muntah darah karena diduga tak tahan dengan bau tembakau dari pabrik tersebut.

Ismayadi sedih ketika anaknya yang sakit kerap mencari ibunya Fatimah (40) yang kini mendekam di Rutan Praya Lombok Tengah karena melempar pabrik tembakau dengan batu dan kayu.

"Istri saya tidak tahan melihat anak-anak kami sakit, dia sangat emosi sehingga melempar pabrik itu," kata Ismayadi di Desa Wajageseng, Sabtu.

Ismayadi pernah membawa anak perempuannya itu ke dokter. Saat itu, dokter memintanya menjauhkan MN dari asap rokok.

Baca juga: 2 Tahanan Kabur Usai Kikis Tembok Penjara dengan Sendok, Kapolsek Pontianak Utara Dicopot

"Dokter katakan pada saya, agar anak saya dijauhkan dari asap rokok, saya tidak ceritakan pada dokter kalau tinggal di dekat pabrik tembakau," kata Ismayadi.

Menurut Ismayadi, warga di sekitar sudah sering melakukan protes. Tetapi, warga kerap diancam akan dilaporkan ke polisi. Pada protes terakhir, empat ibu dari Desa Wajageseng dilaporkan dan ditahan polisi.

Penjelasan pengelola pabrik tembakau

Sementara itu, pemilik pabrik tembakau Suardi mengaku heran dengan keluhan warga yang sesak napas karena bau tembakau rajangan olahannya.

Menurutnya, sejak pabriknya beroperasi pada 2006, tak ada masalah terkait hal itu.

"Saya heran kenapa mereka baru sekarang mengeluh, saya sudah pernah minta petugas kesehatan memeriksa, tapi mereka tidak ada yang mau," kata Suardi di pabrik miliknya, Sabtu.

 

Suardi mengaku siap memberi bantuan pengobatan jika ada warga yang terbukti sakit karena produksi tembakau pabriknya.

Ditanya terkait kandungan bahan tertentu pada tembakau yang menimbulkan bau menyengat sampai ke permukiman warga, Suardi menegaskan tak bisa membagikan informasi tersebut.

"Itu tidak bisa saya sampaikan, itu rahasia pabrik ini," katanya.

Puskesmas turun memeriksa

Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Hamzi Fikri mengaku bakal berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Lombok Tengah terkait keluhan warga tersebut.

Baca juga: Video Borong Mobil Viral, Warga Desa di Tuban Diserbu Sales, Ada yang Tawarkan Rumah hingga Umrah

"Saya koordinasi dengan Pak Kadinkes dan Pak Asisten Lombok Tengah," kata Fikri saat dihubungi, Minggu.

Sejumlah warga terutama anak-anak diperiksa pada Minggu (21/2/2021).

"Dilakukan pemeriksaan pada 11 orang oleh dokter puskesmas kondisi sehat tidak sesak tidak demam," kata Fikri.

MN juga ikut dalam pemeriksaan itu. Tetapi, untuk memastikan kasus tersebut, MN akan dirujuk ke RSUD Praya pada Senin (22/2/2021). 

Sejumlah warga juga akan kembali diperiksa pada Senin pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com