Wiwied menjabarkan paus adalah mamalia laut yang memiliki sonar atau alat navigasi.
Koloni paus, sambungnya, bergerak mengikuti jalur sonar atau navigasinya.
Dia menyatakan gerombolan paus tidak mungkin tiba-tiba berbelok tanpa sebab, bahkan sampai terdampar.
Baca juga: Beli Mobil Pindad Rp 600 Juta Pakai Uang Pribadi, Bupati Jember Terpilih: Nilainya Murah
Untuk itu, pihaknya bakal memeriksa sampel dari paus yang terdampar itu.
"Penyebabnya bisa beragam, dari gangguan sonar yang bisa berasal dari gangguan alam seperti gempa atau patahan bumi, atau bahkan mereka hanya mencari makan," bebernya.
Menurut Wiwied, BKSDA Jawa Timur diberi waktu tiga hari untuk mengungkap penyebab fenomena paus terdampar ini.
Baca juga: Cerita Lain Miliarder Tuban, Merasa Rugi meski Dapat Rp 4 Miliar
Wiwied menerangkan jumlah paus yang terdampar di Pantai Modung, Bangkalan, mencapai 52 ekor.
Ada 3 ekor yang hidup, sedangkan sisanya mati.
Ketiga paus itu telah dilepas ke laut lagi.
Baca juga: Dapat Uang hingga Rp 10 Miliar, Warga Desa di Tuban Borong Mobil, Serumah Bisa Punya 1-3 Unit
Paus-paus yang mati sudah dikubur oleh nelayan karena dikhawatirkan membusuk dan mengeluarkan bau busuk.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor: David Oliver Purba, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.