Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Kaltim Tembus 50.000, Penerapan Kaltim Steril Dinilai Tak Efektif

Kompas.com - 19/02/2021, 09:17 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Alasan kasus positif harian di Kaltim selalu tinggi

Kesadaran masyarakat yang minim akan disiplin protokol kesehatan dianggap paling berkontribusi.

Hal tersebut dilihat dari pergeseran klaster dari sebelumnya perkantoran ke klaster keluarga.

“Kesadaran masyarakat minim. Tidak taat protokol kesehatan. Sudah jarang pakai masker. Sekarang bukan klaster kantor, tapi klaster keluarga,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Mante Runa saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/2/2021).

Mudahnya masuk virus ke dalam rumah disebabkan banyak hal. Selain kunjungan tamu, virus lebih sering dibawa oleh anggota keluarga yang bepergian ke luar rumah.

Setelah kembali, tidak menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Walkot Balikpapan Kirim Pesan ke Ahok karena Grup Pertamina Sumbang Kasus Covid-19 Terbesar

Misalnya, tidak membersihkan diri atau mandi setelah pulang ke rumah, sebelum interaksi dengan anggota keluarga lain.

"Walaupun di rumah kita harus patuh protokol kesehatan. Kalau memang tidak penting jangan keluar rumah agar tak membawa virus ke rumah," imbau Padilah.

Padilah mengisahkan dirinya saat positif Covid-19 bersama suaminya Masjaya, belum lama ini. Keduanya terbentuk karena klaster keluarga. Namun, saat ini kedua sudah sembuh.

Pemicu lain, isolasi mandiri yang biasa dijalani orang tanpa gejala (OTG) juga jadi pemicu pembentuk klaster keluarga.

"Hasil identifikasi kami (isolasi mandiri) juga jadi pemicu klaster keluarga," tegas dia.

Hal tersebut karena pelaksanaannya, selain sulit dikontrol petugas, juga ketidakpatuhan pasien itu sendiri.

Akibatnya, jadi sangat mudah menulari anggota keluarga lain.

Padilah menyebut klaster keluarga dan perusahaan sebagai penyumbang 70 persen kasus Covid-19 di Kaltim. Sisanya disumbang non-klaster dan masyarakat umum.

Klaster perusahaan umumnya dibentuk karena kasus impor. Para pekerja dari Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan lainnya, yang dinyatakan positif Covid-19 setelah kembali bekerja di Kaltim.

Baca juga: 2 Hari Kaltim Steril, Jalan di Balikpapan dan Samarinda Sepi

Di Balikpapan, misalnya, daerah dengan jumlah Covid-19 tertinggi di Kaltim ini hampir 50 persen kasusnya disumbang klaster perusahaan dan perkantoran, seperti perusahaan minyak dan gas (migas), jasa, dan batu bara. 

Menurut Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, dari sekitar 40 perusahaan migas yang operasi di Balikpapan, setengah di antaranya dari grup Pertamina dan penyumbang Covid-19 tertinggi.

Hal ini tak bisa dihindari, selain sebagai kota industri dengan banyak kantor perusahaan, Kota Balikpapan juga jadi pintu masuk Kaltim melalui jalur udara dan laut.

Oleh karena itu, hilir mudik orang keluar masuk ke 10 kabupaten dan kota di Kaltim selalu melalui Balikpapan.

Karena letaknya, Kota Balikpapan disebut sebagai episentrum atau pusat penularan paling rawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com