Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Kaltim Tembus 50.000, Penerapan Kaltim Steril Dinilai Tak Efektif

Kompas.com - 19/02/2021, 09:17 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Angka positif Covid-19 di Kalimantan Timur sudah mencapai 50.826 kasus hingga Kamis (18/2/2021).

Dari jumlah itu, persentase kesembuhan mencapai 81,4 persen atau 41.358 kasus.

Penelusuran Kompas.com, angka persentase sembuh itu tak banyak berubah sejak 4 November 2020, yakni 81,2 persen.

Sementara itu, jumlah kasus dalam perawatan medis sebanyak 8.267 kasus dan angka kematian mencapai 1.201 kasus atau 2,4 persen.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kalteng, Kaltim, Kaltara, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, dan Sultra 18 Februari 2021

Angka kematian tertinggi berada di Kota Balikpapan, yakni 445 kasus. Sebanyak 81 kasus di antaranya meninggal selama dua pekan terakhir.

Dalam dua pekan terakhir, penambahan kasus harian di atas 300 kasus.

Berdasarkan laporan harian Satgas Covid-19 Kaltim, sejak dua pekan terakhir, penambahan kasus positif selalu di atas 300 kasus per hari.

Sejak 6 Februari hingga 12 Februari 2021, penambahan kasus berkisar dari 500 sampai 900 kasus per hari.

Penambahan tertinggi terjadi pada 10 Februari dan 12 Februari, yakni 984 kasus dan 931 kasus. Sementara yang terendah pada 8 Februari, yakni 344 kasus.

Saat bersamaan, kasus sembuh juga relatif sama, yakni di atas 400 kasus per hari. Angka sembuh tertinggi pada 11 Februari 2021 sebanyak 794 kasus.

Pada pekan yang sama, Gubernur Kaltim mulai memberlakukan Kaltim steril. Masyarakat dilarang keluar rumah selama dua hari, Sabtu dan Minggu.

Baca juga: Desa di Kabupaten Semarang Punya Aplikasi untuk Pantau Pasien Covid-19 Tiap Rumah

Pekan berikutnya, dari 13 Februari sampai 18 Februari terjadi sedikit penurunan kasus harian, tetapi angka penambahan tetap di atas 300 sampai 500 kasus per hari.

Penambahan tertinggi pada 18 Februari, yakni 518 kasus. Dalam kurun waktu ini angka tingkat kesembuhan juga tak menunjukkan perubahan baik.

Hanya saja, berkisar dari 200 hingga 500 kasus sembuh per hari.

Kompas.com mengalkulasi penambahan kasus positif selama dua pekan itu, dengan total angka sembuh dalam kurun waktu sama, dari 6 Februari sampai 18 Februari.

Hasilnya, angka positif sebanyak 6.858 kasus, sedangkan angka sembuh 6.161 kasus. Ada selisih 697 kasus positif yang harus mendapat perawatan medis.

Antara penambahan kasus positif dengan tingkat kesembuhan tak seimbang. Oleh karenanya, angka positif Covid-19 terus naik.

Alasan kasus positif harian di Kaltim selalu tinggi

Kesadaran masyarakat yang minim akan disiplin protokol kesehatan dianggap paling berkontribusi.

Hal tersebut dilihat dari pergeseran klaster dari sebelumnya perkantoran ke klaster keluarga.

“Kesadaran masyarakat minim. Tidak taat protokol kesehatan. Sudah jarang pakai masker. Sekarang bukan klaster kantor, tapi klaster keluarga,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Mante Runa saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/2/2021).

Mudahnya masuk virus ke dalam rumah disebabkan banyak hal. Selain kunjungan tamu, virus lebih sering dibawa oleh anggota keluarga yang bepergian ke luar rumah.

Setelah kembali, tidak menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Walkot Balikpapan Kirim Pesan ke Ahok karena Grup Pertamina Sumbang Kasus Covid-19 Terbesar

Misalnya, tidak membersihkan diri atau mandi setelah pulang ke rumah, sebelum interaksi dengan anggota keluarga lain.

"Walaupun di rumah kita harus patuh protokol kesehatan. Kalau memang tidak penting jangan keluar rumah agar tak membawa virus ke rumah," imbau Padilah.

Padilah mengisahkan dirinya saat positif Covid-19 bersama suaminya Masjaya, belum lama ini. Keduanya terbentuk karena klaster keluarga. Namun, saat ini kedua sudah sembuh.

Pemicu lain, isolasi mandiri yang biasa dijalani orang tanpa gejala (OTG) juga jadi pemicu pembentuk klaster keluarga.

"Hasil identifikasi kami (isolasi mandiri) juga jadi pemicu klaster keluarga," tegas dia.

Hal tersebut karena pelaksanaannya, selain sulit dikontrol petugas, juga ketidakpatuhan pasien itu sendiri.

Akibatnya, jadi sangat mudah menulari anggota keluarga lain.

Padilah menyebut klaster keluarga dan perusahaan sebagai penyumbang 70 persen kasus Covid-19 di Kaltim. Sisanya disumbang non-klaster dan masyarakat umum.

Klaster perusahaan umumnya dibentuk karena kasus impor. Para pekerja dari Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan lainnya, yang dinyatakan positif Covid-19 setelah kembali bekerja di Kaltim.

Baca juga: 2 Hari Kaltim Steril, Jalan di Balikpapan dan Samarinda Sepi

Di Balikpapan, misalnya, daerah dengan jumlah Covid-19 tertinggi di Kaltim ini hampir 50 persen kasusnya disumbang klaster perusahaan dan perkantoran, seperti perusahaan minyak dan gas (migas), jasa, dan batu bara. 

Menurut Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, dari sekitar 40 perusahaan migas yang operasi di Balikpapan, setengah di antaranya dari grup Pertamina dan penyumbang Covid-19 tertinggi.

Hal ini tak bisa dihindari, selain sebagai kota industri dengan banyak kantor perusahaan, Kota Balikpapan juga jadi pintu masuk Kaltim melalui jalur udara dan laut.

Oleh karena itu, hilir mudik orang keluar masuk ke 10 kabupaten dan kota di Kaltim selalu melalui Balikpapan.

Karena letaknya, Kota Balikpapan disebut sebagai episentrum atau pusat penularan paling rawan.

Lalu, bagaimana dengan Samarinda?

Pola penularan Covid-19 di Samarinda juga disebut mirip-mirip Balikpapan. Selain penularan transmisi lokal.

Sebab, Samarinda selain padat karena ibu kota Kaltim, kota ini juga jadi penghubung antara Balikpapan dan beberapa kabupaten lain, seperti Bontang, Kutai Timur, Kutai Kertanegara, Kutai Barat, Mahakam Ulu, dan Berau.

Baca juga: Viral Video Hutan Gundul di Berau Diduga Aktivitas Tambang Batu Bara

Lalu lintas antarkabupaten membuat Samarinda jadi tempat singgahan. Karena itu, penularan kasus impor antarkabupaten dan kota masuk ke Samarinda tergolong tinggi.

Sejak awal, Samarinda jadi kota kedua tertinggi angka positif Covid-19, yakni 9.933 kasus setelah Balikpapan, 12.139 kasus.

Disusul Kutai Kertanegara 9.095 kasus, Kutai Timur 6.428 kasus, Bontang 4.585 kasus, Berau 3.096 kasus, dan seterusnya, hingga kabupaten dengan kasus terendah, yakni Mahakam Ulu (Mahulu).

Total kasus positif di Mahulu sebanyak 300 kasus, 22 di antaranya sembuh, 273 masih dirawat, dan empat kasus meninggal dunia.

Baca juga: Kapal Meledak di Samarinda, Kesaksian Warga hingga 3 Pekerja Hilang

Salah satu faktor minimnya angka positif di Mahulu karena letaknya jauh di wilayah perbatasan Kaltim. Akses menuju kabupaten ini juga sulit, melintasi sungai.

Hal ini membuat risiko penularan rendah karena minimnya mobilitas manusia keluar masuk kabupaten ini. Interaksi antarsesama jadi pun jarang.

Oleh karenanya, sejak awal pandemi, kabupaten termuda di Kaltim ini sempat lama berstatus zona hijau atau ninil kasus beberapa bulan.

Klaim angka positif tinggi karena testing

Selain dipengaruhi beberapa faktor geografi dan kasus impor, tingginya angka positif Covid-19 di Kaltim juga diklaim karena pemeriksaan atau testing yang masif.

Menurut Padilah, jumlah testing di Kaltim setiap harinya mencapai 480 orang dari 3,7 juta jumlah penduduk Kaltim. Artinya dalam sepekan jumlah testing mencapai 3.360 orang.

Sementara, standar World Health Organization (WHO) testing disarankan minimal 1.000 orang dalam satu pekan dari satu juta penduduk.

“Kita hampir tiga kali lipat dari standar WHO. Peningkatan kasus itu karena testing kita juga jalan," tutur Padilah.

Baca juga: Upah 7 Bulan Ditunggak 4 Tahun, Ratusan Buruh Samarinda Kirim Karangan Bunga ke Perusahaan

Peningkatan testing Covid-19 itu, kata Padilah, seiring ketersedian alat pemeriksaan yang kini dimiliki berbagai Puskesmas sejak Oktober 2020.

“Kita sekarang sudah semua tes antigen, ada alat tes di puskesmas. Kalau meledak (positif Covid-19) itu kita semua dapat hasil dari semua puskesmas yang ada. Meledak bukan karena kemarin-kemarin, enggak meledak. Tapi tidak terdeteksi karena kurang alat tes,” terang dia. 

Selain testing, kata Padilah, tracing (penelusuran kontak) dan treatment (penanganan) atau biasa dikenal 3T juga gencar dilakukan guna memutus mata rantai penularan.

Untuk itu, dirinya meminta kepada masyarakat yang merasakan gejala mirip Covid-19 seperti batuk, demam, flu atau merasa pernah kontak erat dengan pasien positif segera melapor bisa ke puskesmas terdekat.

Sebab, akan menjadi sia-sia jika masyarakat tidak mendukung upaya baik ini.

Kaltim steril dinilai belum efektif tekan angka Covid-19

Penerapan Kaltim steril atau larangan masyarakat beraktivitas di luar rumah selama dua hari setiap akhir pekan dianggap belum tekan angka Covid-19 secara signifikan.

Hasil evaluasi di Balikpapan, penerapan kebijakan itu tak berpengaruh signifikan terhadap penurunan angka Covid-19.

“Ada penurunan tapi sedikit,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty.

Sebelumnya, Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim Yudha Pranoto mengklaim penerapan Kaltim steril tekan ratusan kasus.

Klaim Yudha merujuk pada laporan harian Satgas Covid-19 Kaltim, Senin (8/2/2021) atau sehari setelah berakhir Kaltim steril tahap pertama, 6 dan 7 Februari 2021.

Baca juga: Wali Kota dan Bupati Terpilih di Kaltim Batal Dilantik, 6 Daerah Dipimpin Sekda Sebagai Plh

Hari itu angka Covid-19 di Kaltim menurun jadi 344 kasus dari sebelumnya di atas 400 kasus perhari.

Yudha mengklaim terjadi menurun dua sampai tiga kali lipat dari hari-hari sebelumnya berkisar di atas 400 kasus sampai 900 kasus perhari.

Sehari setelah Yudha mengklaim turun, jumlah kasus justru naik jadi 550 kasus pada 9 Februari.

Esoknya, 10 Februari penambahan kasus makin meroket yakni 984 kasus, kemudian turun jadi 643 kasus pada 11 Februari.

Setelah itu, naik lagi jadi 931 kasus pada 12 Februari. Begitu seterusnya, angka bergerak fluktuatif sampai saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Padilah Mante Runa mengatakan evaluasi Kaltim steril harus merujuk data harian Covid-19 satu pekan setelah pelaksanaan.

"Karena masa inkubasi Covid-19 butuh waktu lima sampai enam hari," kata Padilah.

Baca juga: Belum Terima Ganti Rugi Lahan Tol Balsam, Warga Kukar Mengadu ke DPRD Kaltim

Pekan pertama saat diberlakukan Kaltim steril, 6 Februari sampai 12 Februari, peningkatan kasus positif selalu di atas 500 kasus perhari.

Pekan berikutnya, dari 13 Februari sampai 18 Februari terjadi penurunan kasus rata-rata di atas 300 kasus perhari.

"Walaupun sedikit tapi secara terus menerus kan jadi banyak," pungkas Padilah.

Selain soal Covid-19, Kaltim steril yang diberlakukan setiap akhir pekan dianggap berdampak ke pelaku usaha.

Khaerul Anwar , ekonom dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, menilai Kaltim steril justru memukul para pelaku usaha, karena perputaran ekonomi justru terjadi pada akhir pekan.

Misalnya, pelaku usaha kecil yang berjualan di pusat keramaian setiap akhir pekan, juga kegiatan usaha lainnya.

“Yang ramai justru akhir pekan. Semua orang mau refreshing dan belanja, termasuk orang-orang dari luar, Kutai Kertengara, Kutai Timur, Bontang dan lainnya,” ungkap dia.

Akibat Kaltim steril semua pusat perbelanjaan, pasar, mal, tempat rekreasi, tempat hiburan dan pusat keramaian ditutup selama dua hari, Sabtu dan Minggu.

Selama dua hari ini warga diminta diam di rumah. Tak boleh melakukan aktivitas di luar rumah.

Baca juga: Polri: 6 Polisi Tersangka Penganiaya Tahanan di Balikpapan Mengaku Hilang Kendali

Khaerul mempertanyakan efektivitas Kaltim steril dalam memutus mata rantai Covid-19. Sebab, menurut dia, di lapangan banyak kurang patuh.

"Jangan sampai enggak berdampak apa-apa dengan penurunan angka Covid," tegas Dosen Fakultas Ekonomi Unmul ini.

Penerapan Kaltim steril juga terdampak ke dunia perhotelan di Samarinda.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA), Budi Wajono mengaku mengalami penurunan okupansi hotel.

“Turun cukup signifikan sampai 60 persen,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai GM Ibis dan Mercure Samarinda, kepada wartawan di Samarinda belum lama ini.

Hal tersebut, kata Budi, karena masyarakat tidak berani keluar rumah selama akhir pekan.

Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Yaqub, menyebut keputusan Kaltim steril dibuat secara buru-buru.

Karenanya, berdampak ke beberapa sektor secara langsung, seperti pelaku usaha, sektor pariwisata, hotel dan lainnya.

"Mereka minta dievaluasi dan direvisi lagi instruksi Gubernur Kaltim, dibikin lebih detail agar tidak membinggungkan. Kami akan bersurat ke Gubernur melalui Ketua DPRD Kaltim perihal usulan itu," ungkap Rusman.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Muhammad Sabani mengatakan setiap aturan tak bisa mengakomodasi semua pihak.

Meski demikian, kata Sabani, pihaknya akan melakukan evaluasi setelah satu bulan berjalan selama Februari ini.

“Nanti kita lihat apakah efektif atau tidak tekan Covid-19,” tutur Sabani.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Gubernur Kaltim Lapor Instruksikan Semua Daerah Terapkan PPKM

Gubernur Kaltim, Isran Noor mengaku mendapat banyak protes perihal penerapan Kaltim steril.

"Tapi itu masih wajar. Tapi saya lihat secara umum, masyarakat masih banyak yang setuju dan mematuhi. Saya sempat keliling di Kota Samarinda dan Balikpapan, pada dua hari itu memang sepi, tidak ada kegiatan. Selama tiga hari berturut-turut setelah itu turun angka penularan,” ungkap Isran di Samarinda.

Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi juga angkat bicara perihal pro kontra Kaltim steril.

Hadi mengatakan, selama pandemi, Pemprov Kaltim sudah sangat toleran selama tahun belakangan ini.

Karena itu, perlu ada tindakan khusus yakni membatasi aktivitas masyarakat setiap akhir pekan, guna memutus mata rantai penularan.

“Masyarakat dapat bersabar, jangan mengeluh di media sosial, seakan-akan kita tidak berlaku adil. Di luar negeri itu langsung lockdown, tapi kita hanya minta waktu dua hari (Sabtu-Minggu),” ungkap Hadi Mulyadi di Samarinda, Senin (15/2/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com