Sekarang, kata Gihanto, hampir setiap rumah warga yang mendapat uang pembebasan lahan memiliki satu hingga tiga mobil di garasinya.
Selain membeli mobil, sebagian warga memilih membeli tanah dan membangun rumah.
"Warga yang menggunakan uangnya untuk usaha sangat minim, jadi jangan heran kalau di kampung sini cari warung makan aja susah," jelasnya.
Salah seorang warga Sumurgeneng, Mulyadi mengaku membeli mobil dengan sebagian uang hasil pembebasan lahan pembangunan kilang minyak.
Mobil itu digunakan untuk transportasi keluarga sehari-hari.
Baca juga: Heboh Dana Rp 9 Miliar ke Yudhoyono Foundation, Ini Penjelasan Bupati Pacitan Indartato
"Ya banyak yang membeli mobil, kalau mobil baru saya beli seharga Rp 400-an juta," katanya kepada Kompas.com, Selasa.
Sementara, proyek pembangunan kilang minyak NGRR Pertamina yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun.
Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2024, memiliki luas mencapai 1.050 hektare dengan rincian 821 hektare lahan darat, sedangkan sisanya lahan reklamasi laut.
Untuk kebutuhan lahan darat, tersebar di Desa Kaliuntu enam bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani satu bidang, dan di KLHK satu bidang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.