Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bung Karno, Mbok Sarinah, dan Mojokerto

Kompas.com - 14/02/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Sukemi terus berdoa anaknya mendapatkan kekuatan dan segera sembuh.

Bung Karno bercerita rumah yang mereka sewa di Mojokerto berada di tanah yang rendah dekat sebuah sungai kecil.

Baca juga: Sosok Inggit Garnasih, Sumber Inspirasi Bung Karno

Saat musim hujan, sungai akan meluap dan airnya akan menggenangi pekerangan rumah mereka. Sejak Desember hingga April, pekarang rumah mereka selalu basah.

Air tergenang yang bercampur sampah serta lumpur membuat Kusno terkena tifus. Setelah sembuh, mereka pun pindah ke rumah di Jalan Eesiden Pamuji yang lebih kering.

Selain tifus, Kusno juga terkena malaria, disentri dan penyakit lainnya. Sukemi pun berpikir untuk mengganti nama Kusno.

Karena Sukemi pengagum cerita klasik Hindu zaman dulu Mahabharata, maka nama Kusno diganti dengan dengan Karna yang disebut Sukemi sebagai pahlawan terbesar dalam Mahabharata.

Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Kisah Awalnya Ada di Taman Renungan Bung Karno Ende NTT

"Agar anakku menjadi seorang patriot dan pahlawan besar dari rakyatnya. Semoga engkau menjadi Karna yang kedua," kata Sukemi pada anak lelakinya.

Menurut Bung Karno, nama Karno atau Karno sama saja. Dalam bahasa Jawa huruf "A" dibaca "O". Awalan "Su" pada kebanyakan nama kami berarti baik, paling baik. Jadi Sukarno berarti pahlawan yang terbaik.

Soekarno tak menceritakan detail asal-usul Sarinah termasuk keberadaan Sarinah setelah mengasuhnya.

Hanya saja ia menggunakan nama Sarinah untuk nama sebuah gedung salah satu proyek mercusuar Bung Karno selain pembangunan Monas, GBK, Hotel Indonesia, dan bangunan-bangunan megah lain selama rezim Orde Lama.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Percobaan Pembunuhan Bung Karno Saat Shalat Idul Adha

Sejarah Soekarno tenggelam di Mojokerto

Dikutip dari Surya.co.id, dari hasil penelusuran Surya, lokasi rumah Soekarno di Mojokerto berada di Jalan Gajah Mada.

Di awal kemerdekaan, jalan itu bernama Jalan Pahlawan. Namun sebelum kemerdekaan tak catatan pasti nama jalan tersebut.

Rumah kontrakan Soekarno itu berada hanya beberapa meter dari jauh Water Toren (menara air). Sebuah menara tandon yang air yang dibuat Belanda.

Bangunan tua ini masih berdiri kokoh di perempatan Jl Gajahmada-Jl Empunala. Masyarakat sekitar biasa menyebutnya water turun.

Pada tahun 2013, rumah kontrakan keluarga Soekarno ditinggali oleh Mak Tiah. Namun saat ini  rumah tersebut sudah menjadi ruko.

Saat di Mojokerto, Bung Karno sempat sekolah di Inlandsche School ke Europeesche Lagere School yang saat ini menjadi SDN Purwotengah, Mojokerto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com