Mujimin mengawali usaha ini lewat jualan bambu gelondongan pada tahun 2000.
Jualannya ketika itu demi mendukung pasar kerajinan bambu Yogyakarta yang sedang naik daun.
Bisnis bambu gelondongan hanya sambilan di tengah kegiatan sehari-hari sebagai buruh tani.
Dalam perjalanan waktu, ia membuat gedek. Namanya semakin melesat lewat media sosial pada 2009.
Baca juga: Cerita Aprilia, Guru Inspiratif yang Dapat Penghargaan dari Ganjar
Dunia maya kian membuka lebar peluang bisnis bambu. Sejak itu karyanya dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke Eropa, seperti Denmark, Swedia, dan Spanyol.
Mujimin tinggal di Pedukuhan Nabin atau sekitar 36 kilometer dari Kota Yogyakarta. Rumahnya berada di desa tenang di kaki Bukit Menoreh.
Saat hujan, jalanan terasa licin dan becek. Kegigihan Mujimin teruji di masa pandemi.
Ia menunjukkan pada dunia luar bahwa orang desa yang tinggal di pelosok juga bisa merambah dunia dengan karya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.