Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Pekalongan, dari Kisah Joko Bau hingga Perjalanan Bujangga Manik

Kompas.com - 07/02/2021, 08:08 WIB
Rachmawati

Editor

Sejalan dengan itu, ada yang mengatakan jika along berasal dari kata kalong (jenis kelelawar yang keluar malam hari) untuk menyebut para nelayan yang mencari ikan pada malam hari.

Baca juga: Geger, Air Banjir di Pekalongan Berwarna Merah

Perjalanan Bujangga Manik

Versi lain nama Pekalongan disebutkan berasal dari kerajaan Pou-Kia-Loung yang diceritakan pada naskah kuno Sunda pada abad ke-16.

Naskah tersebut adalah salah satu koleksi perpustakaan Bodlain di inggris.

Dalam naskah tersebut diceritakan perjalanan orang terpelajar pertama dari Sunda yang beranam Bujangga Manik. Saat perjalanan, ia singgah di beberapa tempat di Pulau Jawa di antaranya Brebes, Pemalang, Batang, dan daerah yang kini dikenal sebagai Pekalongan.

Konon Bujangga Manik menyebutkan nama daerah tersebut dengan Pekalongan yang kemudian nama tersebut digunakan hingga saat ini.

Baca juga: Ada Rumah Makan Gratis di Pekalongan, Buka Tiap Hari Tanpa Syarat

Lokasi perdagangan laut yang srategis

Cikal bakal Pekalongan sudah ada sejak awal abad ke-16. Saat itu wilayah Pekalongan disinggahi oleh orang-orang dari Kerajaan Demak dan Cirebon.

Pada abad ke-17, secara administratif Pekalongan menjadi bagian wilayah Kerajaan Mataram Islam yang dipimpin Sultan Agung.

Pada saat penyerangan ke Batavia pada tahun 1628 oleh Kerajaan Mataram, Pekalongan menjadi kantong lumbung perbekalan.

Alasannya karena Pekalongan berada pada jalur pantura dan  di djalur perdagangan laut yang strategis. Kala itu Pangeran Manduraredja dan Bahureksa ditunjuk sebagai panglima perang.

Baca juga: Waspada, Jalur Pantura Pekalongan Banyak Jalan Berlubang Tertutup Genangan

Pada abad ke-18, wilayah Pekalongan sudah dipengaruhi VOC. Bahkan sejak tahun 1800-an sampai 1942, wilayah Pekalongan menjadi wilayah administratif Pemrintah Hindia Belanda dan disebut wilayah gubernemen.

Setelah Proklamasi, rakyat Pekalongan berhasil merebut markas Tentara Jepang pada 3 Oktober 1945. Pada 7 Oktober 1945, Pekalongan telah bebas dari Tentara Jepang.

Saat ini Pekalongan menjadi salah satu kota besar di Jawa Tengah dan memiliki wisata andalan seperti Museum batik Nasional yang memmiliki lebih dari 1.000 motif kain batik.

Selain itu, Pekalongan juga memiliki tempat wisata seperti Air Terjun Curug Cinde yang terletak di dalam hutan.

Atau Pantai Pasir Kencana yang memiliki ombak yang tenang serta hasil laut yang melimpah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com