Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Foto Setya Novanto Jadi Petani

Kompas.com - 29/01/2021, 15:25 WIB
Agie Permadi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Di sisi lain, menurut Asep, program pembinaan itu memang diwajibkan, tak peduli mantan anggota DPR, menteri hingga bekas kepala daerah.

"Masyarakat mengatakan enggak mungkin orang seperti itu (napi korupsi) mau mengerjakan pekerjaan kalangan kecil. Tapi nyatanya mereka mau sebagai warga binaan. Mengesampingkan yang disandangnya dulu sebagai apa," ucap Asep.

Menurut Asep, Novanto maupun napi korupsi yang mengikuti program ini baru terjun sejak dirinya menjabat.

"Terjunnya sejak saya masuk ke sini. Memang sebelumnya hanya berikan dorongan saja buat warga binaan lainnya," ujar Asep.

Nostalgia hingga keterampilan autodidak

Asep pernah mengobrol dengan Dada Rosada yang masa kecilnya pernah bermain di sawah.

"Beliau ini sudah berumur, mereka ingin merasakan juga kalangan tani seperti apa. Seperti Pak Dada yang mengatakan pada saya bahwa dirinya dulu juga bermain di sawah. Tapi setelah jadi pejabat sudah enggak sentuh lagi. Di sini, Beliau kontribusi lagi seperti masa kecilnya," ujar Asep.

Baca juga: Warga Agam Temukan 53 Butir Telur Buaya di Kebun Sawit

Pos kerja pertanian ini dibuat di lahan kosong tak terpakai di sekitar kompleks Lapas Sukamiskin.

Asep mengatakan, lahan kosong tersebut digunakan tak hanya untuk tanam padi, tapi juga tanaman lainnya seperti tanaman obat, jagung, umbi, cabai.

Bahkan ada juga peternakan merpati dan budidaya ikan.

"Paling tidak, ruang yang kosong bisa cocok tanam, seperti padi, sayuran dan tanaman apotek hidup, mereka berkreasi saja," ucap Asep.

Tidak ada pelatihan khusus bagi para napi koruptor ini untuk bertani hingga berkebun.

Menurut Asep, mereka melakukannya secara autodidak, belajar dari buku-buku atau referensi lainnya.

"Tidak ada pelatihan khusus, kan banyak referensi bagaimana bercocok tanam yang bagus. Ada bukunya," ucap dia.

Pada Kamis (28/1/2021), Lapas Sukamiskin telah melakukan panen raya.

Hasilnya akan digunakan untuk konsumsi warga binaan di dalamnya.

"(Hasilnya) berkwintal-kwintal, cuma banyak yang dimakan wereng. Sebetulnya kita tak targetkan berapa, tapi bisa dimanfaatkan warga di dalam sudah hal positif lah," kata dia.

Ke depannya, pihak Lapas berencana membuat program binaan lainnya seperti membuat paduan suara, pertanian hidroponik, hingga mengolah madu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com