Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 5 Anak Jalanan yang Bertemu Risma, Dilatih Menjadi Barista dan Perajin Sepatu Kulit

Kompas.com - 15/01/2021, 17:03 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

 

BANYUMAS, KOMPAS.com - Di pojok ruangan yang tak terlalu luas, dua orang remaja dengan cekatan meracik pesanan minuman.

Meski masih terlihat canggung, tak berselang lama salah seorang di antaranya kemudian menyandingkan minuman buatannya.

Dengan ramah, dia meletakkan gelas-gelas berisi minuman di meja pemesan sambil menyebutkan jenisnya satu per satu, ada kopi, cokelat, dan red velvet.

Sementara di ruangan lain yang dibatasi dengan tembok, tiga orang remaja duduk berjajar di kursi berwarna-warni.

Mereka tampak serius mendengarkan penjelasan seorang mentor sambil melihat video-video yang ditayangkan melalui layar besar di hadapan mereka.

Baca juga: Risma: Demi Allah Saya Tak Ada Niat Blusukan...

Kelima remaja tersebut lebih dari sepekan terakhir menjadi penghuni Balai Satria Kementerian Sosial (Kemensos) di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Mereka merupakan anak-anak jalanan yang sempat bertemu Menteri Sosial Tri Rismaharini saat blusukan di eks lokalisasi di daerah Mojokerto, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Bagaimana kisah kelima remaja tersebut hingga masuk ke panti rehabilitasi?

YA (22) alias Pitik yang tengah mengikuti pelatihan menjadi barista ini mengaku, terjun ke jalanan karena terpaksa. Selepas lulus SMP ia sempat bekerja.

"Waktu itu ibu meninggal, saya terpaksa libur, tapi waktu kembali ke tempat kerja ternyata sudah diisi orang lain. Pusing jadinya, sudah ditinggal ibu, kehilangan pekerjaan," tutur Pitik, Kamis (14/1/2021).

Ia lantas memutuskan untuk menjadi pangamen bersama teman-temannya. Kerasnya kehidupan di jalanan ia jalani hampir selama lima tahun.

"Saya sempat balik ke rumah, tapi bapak pergi karena nikah lagi. Jadi saya harus turun ke jalan lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup saya, kakak, dan adik," kata Pitik.

Secercah harapan muncul saat Menteri Risma mengunjungi eks lokalisasi di Mojokerto yang bersebelahan dengan kampungnya.

"Saya pikir ketemu Bu Risma ini menjadi kesempatan saya untuk mengubah nasib," ujar remaja berbadan gempal ini.

Baca juga: Risma Sebut Penerima Bansos Wajib Ada Data Foto agar Tepat Sasaran

Ia bersama adiknya, MF (15) lantas dibawa ke Balai Satria untuk mengikuti pembinaan dan pelatihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com