Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pembuat Terompet Saat Pandemi, Baru Laku 3 Buah, Biasanya Bisa Jual Belasan Ribu

Kompas.com - 30/12/2020, 19:23 WIB
Markus Yuwono,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Sisanya tak bisa digunakan karena dirinya khawatir kasus Covid-19 masih tinggi. Padahal, terompet berkaitan dengan mulut.

Pria yang telah tujuh tahun membuat terompet ini tak mau berspekulasi membuat terompet dalam jumlah besar, karena dirinya mendengar larangan perayaan tahun baru.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Yanto berjualan mainan anak yang dibeli dari Solo, Jawa Tengah.

Mainan itu dikemas ulang dan dititipkan di warung.

Baca juga: Cerita Perajin Terompet Tahun Baru di Tengah Pandemi: Enggak Ada Satu Pun yang Terjual

"Omset mainan sedang turun mas, perbandingannya dulu omset satu sales, sekarang itu omset tiga sales. Ya bersyukur saja masih bisa makan," ucap dia.

Keputusan Yanto tak membuat terompet memang beralasan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melarang aktivitas warga selama malam pergantian tahun.

Bupati Gunungkidul Badingah mengeluarkan surat edaran tentang penutupan objek wisata saat malam pergantian tahun.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Agus Setiawan mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mencegah kerumunan. Adapun dasar penindakan mengacu pada maklumat Kapolri serta instruksi dari Gubernur DIY.

"Kami siap menindak tegas dengan membubarkan kerumunan pada saat malam pergantian tahun," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com