Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Tahun Baru, Warga Banyumas Buat Turutu, Terompet Tradisional dari Janur

Kompas.com - 31/12/2019, 13:51 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Suara terompet menggema dari sebuah gang yang padat penduduk di Desa Karanglo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Di sebuah teras rumah warga yang tidak terlalu luas, anak-anak hingga orang dewasa sibuk membuat terompet untuk menyambut pergantian tahun.

Satu per satu terompet yang telah jadi dites suaranya.

Berbeda dengan terompet pada umumnya, terompet ini terbuat dari janur (daun kelapa muda) yang digulung hingga membentuk terompet.

 

Untuk menghasilkan suara, warga menggunakan sedotan plastik.

Baca juga: Bupati Sambas Larang Perayaan Tahun Baru Gunakan Kembang Api dan Tiup Terompet

Terompet yang dinamai warga turutu itu dibuat dengan berbagai ukuran, mulai dari yang terkecil dengan panjang sekitar 20 centimeter hingga yang terbesar dengan panjang 1 meter.

Tarsih (65), warga setempat mengatakan, untuk membuat satu terompet ukuran 1 meter memerlukan sekitar 100 helai janur.

Pembuatannya membutuhkan waktu sekitar tiga jam.

"Saya dan warga sudah membuat terompet seperti ini sejak 2013. Buatnya ramai-ramai sama warga dan anak-anak," kata Tarsih saat ditemui, Senin (30/12/2019).

Tarsih menuturkan, ide awal membuat terompet tradisional itu untuk memudahkan anak-anak setempat.

Anak-anak tidak perlu membeli terompet ke luar desa yang jaraknya cukup jauh.

Baca juga: Bupati Bogor Ajak Warganya Tak Rayakan Tahun Baru dengan Terompet dan Petasan

Mudah dan murah

Warga Desa Karanglo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membuat turutu, terompet tradisional dari janur untuk menymabut tahun baru.KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Warga Desa Karanglo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membuat turutu, terompet tradisional dari janur untuk menymabut tahun baru.
"Dulu ketika masa panen warga biasanya membuat terompet dengan jerami untuk anak-anaknya. Sekarang terompet dimodifikasi dengan janur," ujar Tarsih.

Alfarizi (10) mengaku sangat antusias membuat terompet turutu, sekaligus untuk mengisi libur sekolah.

Ia dan teman-temannya tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli terompet.

"Buatnya gampang, enggak sulit. Janur digulung-gulung, terus bagian ujung terkecil dikasih sedotan. Kalau beli kan mahal dan jauh juga," kata Alfarizi.

Baca juga: Puluhan Kilometer Ditempuh Saima untuk Berjualan Terompet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com