Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Natal Pasca-teror di Sigi, Pesan Kasih Sang Pendeta dan Dukungan Warga Muslim Atasi Trauma

Kompas.com - 25/12/2020, 12:02 WIB
Rachmawati

Editor

Kini, mereka pun beribadah dengan bergantian.

Saat sebagian jemaat berdoa, yang lainnya bersiaga di luar bangunan untuk menjaga keamanan.

Baca juga: Pasca-teror di Sigi, Pemerintah Diminta Evaluasi Satgas Tinombala

Pesan untuk tak mendendam

Menjelang Natal, pendeta Bala Keselamatan Desa Lembantongoa, Arnianto Mpapa, melihat kondisi jemaat yang masih terpukul dengan peristiwa itu.

Ia mengatakan terus berupaya memberi penghiburan dan pengajaran pada jemaat bahwa meski sulit, agama mengajarkan mereka untuk tidak mendendam.

"Kita arahkan mereka untuk tetap tinggal tenang, tidak perlu ada pikiran untuk membalas. Saya bicara tentang dasar keyakinan orang Kristen. Dasar keyakinan kami adalah pengajaran mengenai kasih.

"Kita kasihi siapa pun tak memilih siapa dia," ujar Arnianto.

Baca juga: Memburu Ali Kalora, Pimpinan MIT yang Terlibat Teror di Sigi, Operasi Rutin hingga Gunakan Thermal Drone

Tema khotbahnya untuk Natal tahun ini, kata Arnianto, juga mengenai kasih.

"Dalam firman Tuhan disebutkan 'kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu'. Kami dituntut untuk mengasihi musuh. Tidak ada wewenang bagi kita memberi balasan. Kita diminta berdoa agar mereka [para pelaku] diberi kesadaran," kata Arnianto.

Lalu, apakah jemaat bisa memaafkan para pelaku? Mece, putri korban yang meninggal hanya menjawab singkat.

"Semua manusia saling memaafkan," ujarnya.

Namun, bagi jemaat lain seperti Alvianus, memaafkan masih merupakan hal yang sulit. Ia hanya berharap bisa merayakan Natal tahun ini dengan aman.

"Kami selalu mendoakan agar kami diberikan kekuatan, serta mendoakan pihak polisi dan tentara yang sedang melakukan Operasi Tinombala agar diberikan kekuatan biar cepat menangkap para pelaku," ujarnya.

Baca juga: BNPT Sebut Teroris MIT Bunuh Keluarga di Sigi karena Tak Ingin Tinggalkan Jejak

Dukungan umat Muslim

Warga setempat, baik yang Muslim maupun yang Nasrani, bahu membahu membuatkan rumah bagi para keluarga korban.BBC Indonesia/Eddy Junaedi Warga setempat, baik yang Muslim maupun yang Nasrani, bahu membahu membuatkan rumah bagi para keluarga korban.
Arifin, salah seorang warga Desa Lembontongoa yang beragama Islam mengatakan bahwa pasca kejadian itu, warga langsung turun tangan membantu keluarga korban.

"Kami di sini sepakat bahwa yang melakukan tindakan keji itu tidak mewakili agama mana pun. Kami, sejak kejadian hingga hari ini, bersama dengan teman-teman lainya membantu keluarga korban dengan semampu kami," ucapnya.

Dengan keterbatasan materi yang ada, Arifin mengatakan warga non-Nasrani membantu para korban dengan ikut membangun rumah-rumah mereka yang hancur.

Baca juga: Kutuk Aksi Teror di Sigi, Ketua MPR: Jangan Biarkan Negara Kalah oleh Kelompok Teroris

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com