Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilu Ibu yang Harus Tetap Menyusui Saat Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 22/12/2020, 13:40 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Selanjutnya di sekitar hari ketiga, Fany merasakan indera penciumannya mulai berkurang.

Ia mulai menyadarinya ketika tidak bisa mencium aroma parfum, juga aroma makanan. Namun, indera pengecapnya masih berfungsi bisa merasakan manis atau asin.

"Tapi saya tidak bisa membedakan rasa makanan, misalnya soto, sop, dan makanan lainnya semua rasanya sama, flat, cenderung hambar," kisahnya.

Pada 14 Desember 2020, badannya mulai membaik.

Baca juga: Ganjar Minta Penyintas yang Sembuh dari Covid-19 Donorkan Plasma Darah

Ia pun bangun pagi dan hendak bersiap berangkat ke kantor meski masih merasakan radang dan indera penciuman sudah tidak bisa mencium aroma apa pun (anosmia).

"Atas saran saudara yang berprofesi sebagai perawat, saya uji swab mandiri dalam kondisi radang tenggorokan saya sudah sembuh, tapi masih belum bisa mencium aroma apapun. Tanggal 17 Desember 2020 hasilnya keluar dan saya positif Covid-19," terang Fany.

Para pejuang ASI

Selain berjuang untuk sembuh dari virus, Fany juga harus berjuang mengumpulkan tetes demi tetes air susu ibu (ASI) untuk bayinya.

Ia rutin memompa agar kebutuhan ASI bayinya tercukupi, tapi hasilnya terus berkurang, tidak melimpah seperti biasanya.

Menurut Fany, berkurangnya produksi ASI karena pikirannya tidak bisa tenang, nafsu makan menurun. 

Namun, ia masih bersyukur karena stok ASI Perah (ASIP) di lemari pendinginnya masih banyak.

"Pikiran saya melayang kemana-mana, bagaimana kalau nanti ASI saya tidak cukup? Bagaimana kalau nanti gejala saya makin parah? Bagaimana kalau nanti tiba-tiba ada yang menjemput saya untuk dibawa ke rumah sakit? Semua pikiran negatif muncul dalam benak saya. Saya stres, saya bingung, saya sedih, saya takut, saya marah," ungkapnya.

Baca juga: Fenomena Long Covid, Ancaman Bagi Penyintas Covid-19 yang Perlu Diwaspadai

Fany berujar, bayi laki-lakinya itu sekali menyusu dia bisa menghabiskan 100 mililiter ASIP, maka setiap sesi memompa ia selalu berusaha agar bisa mendapatkan hasil minimal 100 mililiter agar bisa mengimbangi kekuatan menyusu bayinya.

Ia rajin mencatat jam-jam saat bayi menyusu dan jumlah ASIP hasil memompa.

Dalam sehari, bayinya menyusu sebanyak 8 kali, artinya dia menghabiskan 800 mililiter ASIP setiap hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com