Sementara ia hanya bisa memompa 5 kali sehari, dengan hasil 6 botol masing-masing berisi ASIP 100 mililiter.
"Berarti setiap hari saya masih kekurangan 200 mililiter ASIP, dan itu semoga saja bisa dicukupi dari stok ASIP dalam freezer. Saya terus berjuang. Mohon dukungan keluarga, saudara dan teman-teman," katanya.
Tidak jauh berbeda juga dialami oleh Eriyani Kartikasari (36), pasien positif Covid-19 di Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
Eri adalah ibu menyusui seorang bayi perempuan berusia 10 bulan.
Beberapa hari sebelumnya ia pun merasakan gejala demam dan pusing. Hari berikutnya, ia juga mengalami anosmia.
Baca juga: Pesan Penyintas: Terpapar Covid-19 Sungguh Menyakitkan
Perasaannya semakin kuat kalau ia terinfeksi virus tersebut.
Apalagi, salah satu atasan di kantornya meninggal dunia disertai Covid-19.
Satu temannya lagi juga dirawat di rumah sakit dengan gejala yang hampir sama, disertai batuk dan sesak napas.
Dalam kondisi sakit itu, ASN di lingkungan Pemerintah Kota Magelang itu masih harus masuk kantor karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan menjelang akhir tahun ini.
"Saat itu merasa sudah agak sedikit khawatir, saya sampaikan kepada suami. Pada 7 Desember 2020, kami sepakat mengungsikan dahulu anak-anak saya ke rumah neneknya. Sempat senewen sendiri karena gimana nasib bayi yang harus berhenti menyusui," tutur Eri.
Eri memutuskan untuk swab test mandiri di sebuah laboratorium swasta di Kota Magelang.
Hasilnya, ia terkonfirmasi positif Covid-19 pada 15 Desember 2020. Badannya terasa lemas, tapi sudah tidak bisa mundur lagi dan harus segera menentukan langkah berikutnya.
Sejak itu, ia harus isolasi di rumahnya dan berpisah dengan keluarganya.
Baca juga: Cerita ASN Penyintas Covid-19, Jadi Penghuni Ruang Isolasi akibat Lalai Protokol Kesehatan
Hatinya semakin kacau karena anak keduanya masih menyusui dan kurang suka minum ASIP yang sebelumnya dibekukan di kulkas.
Namun tekadnya kuat agar anaknya tetap minum ASI sehingga ia memompa ASI selama isolasi.
"Hari pertama memompa cuma keluar 50 mililiter. Padahal kalau menyusu ASI saya banyak. Sedih sekali melihat hasil pumping yang cuma sedikit. Tapi karena tidak ingin asi berhenti reproduksi, ASI tetap saya pompa," kata ibu dua anak itu.