KOMPAS.com - Warga di Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengaku resah jelang pemilihan kepala desa ( Pilkades).
Pasalnya, beredar kabar warga penerima Program Keluarga Harapan ( PKH) di desa tersebut akan dicoret namanya jika tak mencoblos calon kades yang direkomendasi camat.
Kabar terkait intervensi itu mencuat setelah sejumlah ketua kelompok PKH di desa tersebut dikumpulkan camat di rumah makan Pawon Sewu Kabupaten Magetan pada Jumat (18/12/2020) lalu.
Salah satu ketua kelompok PKH Desa Sidorejo yang tak ingin disebutkan namanya membenarkan informasi tersebut.
Dalam pertemuan itu, ia mengaku selain diberikan sejumlah uang, mereka juga diancam akan dicoret namanya dalam program PKH jika tak mencoblos calon yang direkomendasikan itu.
Bahkan, akibat ancaman camat itu ada rekannya yang kini jatuh sakit karena merasa tertekan.
“Kami resah, bahkan ada rekan kami yang sakit gara-gara mikir itu. Dapat uang tapi belum kami buka,” ujarnya di Balai Desa Sidorejo, Minggu (20/12/2020).
Baca juga: Jelang Pilkades, Warga Resah Camat Ancam Coret Penerima PKH Jika Tak Coblos Calon Rekomendasinya
Menyikapi persoalan tersebut, Pj Kepala Desa Sidorejo Ahmad Noto Yudo mengaku sudah mengumpulkan para ketua kelompok PKH di desanya untuk meluruskan persoalan itu.
Menurutnya, program PKH tidak ada kaitannya dengan camat.
Sebab, yang berhak mencoret penerima PKH itu adalah kewenangan dari Kementerian Sosial atas usulan dari musyawarah desa, bukan camat.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan