Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Dokter Sriyanto Sembuh Lawan Covid-19, Tak Bisa Menelan dan Batuk Susah Berhenti (2)

Kompas.com - 07/12/2020, 16:09 WIB
Muhlis Al Alawi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com-Hari ketujuh menjadi puncak penderitaan bagi Sriyanto, dokter ahli bedah asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, yang terpapar virus corona.

Betapa tidak, setelah melalui empat fase yang menyiksa seluruh tubuhnya mulai demam, batuk, kehilangan indra penciuman, hingga tak bisa menelan makanan.

Sriyanto pun dihadapkan pada satu kepasrahan.

Batuknya yang semakin parah karena komorbid penyakit diabetes selama dua tahun terakhir membuatnya hampir menyerah.

Baca juga: Perjuangan Dokter Sriyanto Sembuh Lawan Covid-19, Berawal dari Kumpul Keluarga (1)

Pasalnya beberapa kasusnya sebelumnya, risiko seorang penderita diabetes terinfeksi covid-19 acapkali berujung kematian.

“Saat paranoid itu saya membayangkan warga yang meninggal karena Covid-19 fasenya seperti itu. Soalnya hari ketujuh setelah mau makan batuknya ngekel (makin menjadi). Bahkan semua teman saya yang telepon dan video call merasa heran batuk saya kok tidak bisa dihentikan,” kenang Sriyanto saat dihubungi, Minggu (6/12/2020).

Ketakutan Sriyanto makin menjadi saat ia merasakan tidak bisa menelan makanan ke dalam tenggorokannya.

dr. Sriyanto, SpBKOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI dr. Sriyanto, SpB

Apalagi selama hidupnya dia tidak pernah mengalami yang namanya memindahkan makanan dari mulut ke tenggorokan.

Padahal di meja kamar ruang rawatnya sudah disediakan makanan lembut mulai dari pisang, roti dan nasi.

Baca juga: Dokter Reisa: Cegah Klaster Kantor, Karyawan Juga Harus Disiplin Terapkan 3M

Tidak bisa mengunyah, membuat Sriyanto tidak memiliki pilihan lain selain hanya minum susu dan air manis agar ada asupan ke dalam tubuhnya.

“Tetapi yang membuat saya paranoid itu pas saya tidak bisa menelan itu. Itu saya sudah paranoid banget. Saya seumur–umur tidak pernah mengalami yang namanya memindah makanan dari mulut ke tenggorokan dan baru kali ini,” tandas Sriyanto.

Meski demikian, dia tidak merasa sesak napas seperti pasien Covid-19 lainnya.

Hanya saja lantaran batuknya yang susah berhenti membuat dirinya tidak nyaman bernafas normal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com