Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Lembaga Rilis Hasil Survei Pilkada Karawang, Cellica-Aep Diunggulkan, Politik Uang Bisa Geser Pilihan Warga

Kompas.com - 07/12/2020, 12:10 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

RSRC: Karawang rawan politik uang, warga tak tabu terima serangan fajar

Direktur RSRC Khoirul Umam menilai bisa terkadi pergeseran elektabilitas secara siginifikan hingga 9 Desember 2020. Menurut survei, responden di Karawang tak tabu terhadap politik uang. "Pengaruh politik uang mencapai 54 persen," kata Khoirul.

Dalam surveinya, RSRC mengungkap responden di Karawang tak ragu menerima uang serangan fajar. Sebanyak 42,3 persen responden mengaku akan menerimanya meski memilih calon sesuai keinginan sendiri.

Hanya 12,8 responden yang memilih menolak uang pemberian calon. Sebanyak 12,0 persen memilih calon yang memberi uang dan 5,8 persen memilih calon yang memberi uang paling banyak. Sementara responden tak menjawab mencapai 26,3 persen. 

Selain itu sebanyak 59,5 persen responden di Karawang berharap uang serangan fajar berkisar di Rp 50.000 hingga Rp 300.000. Selain berharap uang, 67,6 persen responden juga berharap diberi beras, 57 persen gula, dan 60,6 persen minyak goreng.

"Hal itu ditengarai karena situasi pandemi. Ada segmen masyarakat yang memang mengalami tekanan ekonomi. Mereka butuh uang cash hingga kebutuhan pokok," ungkap Khoirul.

Meski demikian, Khoirul tak menyarankan para calon dan tim pemenangan mereka melakukan politik uang. Alasannya tidak produktif pada demokrasi dan menggadaikan Karawang selama empat tahun ke depan.

"Serangan fajar atau apapun. Itu tidak menjamin masyarakat berikan suara terhadap calon anda," ucapnya.

Baca juga: Berburu Swing Voters di Detik Terakhir Pilkada Karawang

Indomatrik: pilihan warga tergantung program paslon

Adapun survei Indikator menyebut Cellica-Aep bakal menang jika situasi normal. Pasangan ini juga sulit dikejar oleh dua pesaingnya.

"Kecuali, situasi tidak normal maka perubahan bisa terjadi, misalnya terjerat kasus hukum" kata Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Adam Kamil.

Sementara survei Indomatrik menyebut elektabilitas calon tak akan jauh berbeda dengan nanti waktu pemilihan. Alasannya rata-rata masyarakat Karawang yakin akan pilihannya sebesar 96,30 persen. 

"Jadi, hanya yang berubah sekitar 2,10 persen dan masih bimbang sekitar 1,60 persen," ujar Direktur Riset Indomatrik Husin Yazid.

Yazid mengatakan banyak faktor yang menyebabkan pilihan masyarakat berubah. Ia menyebut alasan masyarakat dalam menentukan pilihan dengan melihat program dari para paslon, kemudian pertimbangan mana pasangan terbaik, serta masih adanya waktu menuju pencoblosan pada 9 Desember 2020.

"Itulah tiga alasan teratas perubahan pilihan pemilih. Biasanya pengaruh debat itu bisa mencapai 25 persen dan itu berada pada kalangan menengah ke atas," ujarnya.

Baca juga: Debat Pilkada Karawang Soal Atasi Kemiskinan, Ada Paslon yang Mau Bangun Silicon Valley hingga Tawarkan Kartu Kewirausahaan

Partisipasi pemilih di masa pandemi

Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Adam Kamil paslon yang unggul juga harus bisa menjaga partisipasi masyarakat untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Sebab, kata Adam, survei dilakukan dengan mendatangi pemilih. Sementara jika pencoblosan pemilihlah yang datang ke TPS.

"Tetapi kendati pandemi, hasil pengamatan kita Karawang ini memiliki tingkat partisipasi yang cukup tinggi," ungkap Adam.

Sementara itu, survei Indomatrik memprediksi partisipasi masyarakat pada Pilkada Karawang 2020 sekitar 66 hingga 83 persen. Direktur Riset Indomatrik Husin Yasid menyebut sudah hampir 92 persen dari jumlah total warga Karawang 1,6 juta, sudah mengetahui ada pilkada pada 9 Desember 2020.

"Jadi, potensi warga yang berpartisipasinya cukup kuat bahkan melebihi target nasional yang hanya 77 persen," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com