Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Lembaga Rilis Hasil Survei Pilkada Karawang, Cellica-Aep Diunggulkan, Politik Uang Bisa Geser Pilihan Warga

Kompas.com - 07/12/2020, 12:10 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Tiga lembaga melakukan survei mengenai pilkada Karawang 2020. Mereka melakukan jajak pendapat masyarakat terhadap tiga kandidat.

Ketiga lembaga survei itu yakni Romeo Strategic Survey and Consulting (RSRC), Indikator Politik Indonesia, dan Indomatrik.

Ketiganya menyajikan data hasil survei yang berbeda.

RSRC dan Indikator menyebut pasangan calon (paslon) Cellica-Aep unggul. Sedang Indomatrik merilis paslon Ahmad-Yusni atau Jimmy-Yusni yang unggul.

Baca juga: Siapa Calon Kepala Daerah Terkaya di Pilkada Karawang?

RSRC: elektabilitas Cellica-Aep tinggi karena warga puas

Hasil survei RSRC di Karawang, pasangan Cellica Nurrachadiana-Aep Syaepuloh unggul dengan memperoleh 35,5 persen. Pasangan Ahmad Zamakhsyari-Yusni Rinzani menempati urutan kedua dengan perolehan 26,3 persen. Sedangkan pasangan Yesi Karya Lianti-Ahmad Adly Fayruz memperoleh 6,0 persen.

Akan tetapi, pada survei itu sebanyak 11,0 persen masih merahasiakan pilihan dan 21,3 persen tidak menjawab. 

Direktur RSRC Khoirul Umam menyebut tingginya elektabilitas Cellica-Aep sebagai indikasi kinerja Cellica saat menjabat sebagai bupati sejak 2015.

"Cellica adalah bupati petahana. Elektabilitasnya yang tinggi tak lepas dari kepuasan publik. 60 persen responden menjawab puas," kata Khoirul, Selasa (1/12/2020).

Populasi survei yang pada 17-20 November 2020 dilakukan ini adalah warga Karawang berumur 23 hingga 52 tahun.

Menanyai 400 orang responden, sampel dipilih dengan metode multistage random sampling dihitung dengan rumus slovin. Margin eror survei ini mencapai 5 persen.

"Responden diwawancarai oleh tim kami yang sudah terlatih," ujarnya.

Baca juga: Pilkada Karawang, Survei Indikator: Cellica-Aep Ungguli 2 Pesaingnya

Hasil Indomatrik, Ahmad-Yusni unggul

Sementara itu, Indomatrik merilis paslon nomor urut tiga Jimmy-Yusni unggul sekitar dengan 46,75 persen, disusul Cellica-Aep 41,15 persen, dan Yesi-Adly 6,25 persen.

Direktur Riset Indomatrik Husin Yazid mengungkapkan, survei ketiga ini dilakukan mulai 27 November sampai 1 Desember 2020. Survei menggunkan sampel di 30 kecamatan dengan responden sebanyak 1.250 orang gunakan multistage random sampling usia responden mulai 17 tahun atau yang sudah menikah.

"Margin erornya sekitar 2,9 persen," katanya, Sabtu (5/12/2020).

Yazid menyebut rata-rata calon popularitasnya mencapai 75 persen, terutama petahana, yakni Cellica dan Jimmy. Sementara suara Yesi terdongkrak kehadiran pasangannya, Adly Fayruz.

"Tingkat kesukaan para paslon di pilkada Karawang juga kami mencatat sudah mencapai 68 dan 69 persen. Itu sudah sangat tinggi," kata Yazid.

Baca juga: Detik Terakhir Pilkada Karawang, AHY Minta Cellica-Aep Yakinkan Swing Voters

 

Survei Indikator Politik Indonesia, Cellica-Aep unggul

Kemudian dalam survei Indikator Politik Indonesia pada 9 sampai 14 November 2020, pasangan Cellica-Aep unggul memperoleh 70,5 persen. Pasangan Jimmy-Yusni tertinggal dengan perolehan 17,3 persen. Adapun pasangan Yesi-Adly hanya memperoleh 7,9 persen.

Dalam survei itu, sebanyak 4,3 persen masih merahasiakan pilihan atau tidak menjawab.

Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Adam Kamil mengatakan, Indikator sudah dua kali melakukan survei Pilkada Karawang 2020.

Pertama pada Agustus 2020 dan kedua November 2020. Pada survei kedua, Indikator memperbanyak responden menjadi 1.220 orang. Sementara survei pertama 800 responden.

"Di survei kedua kami tanyai lebih banyak, 1.220 orang, untuk mengurangi tingkat kesalahan. Di survei kedua, margin eror hanya 2,9 persen," ungkap Adam melalui telepon, Jumat (4/12/2020).

 

RSRC: Karawang rawan politik uang, warga tak tabu terima serangan fajar

Direktur RSRC Khoirul Umam menilai bisa terkadi pergeseran elektabilitas secara siginifikan hingga 9 Desember 2020. Menurut survei, responden di Karawang tak tabu terhadap politik uang. "Pengaruh politik uang mencapai 54 persen," kata Khoirul.

Dalam surveinya, RSRC mengungkap responden di Karawang tak ragu menerima uang serangan fajar. Sebanyak 42,3 persen responden mengaku akan menerimanya meski memilih calon sesuai keinginan sendiri.

Hanya 12,8 responden yang memilih menolak uang pemberian calon. Sebanyak 12,0 persen memilih calon yang memberi uang dan 5,8 persen memilih calon yang memberi uang paling banyak. Sementara responden tak menjawab mencapai 26,3 persen. 

Selain itu sebanyak 59,5 persen responden di Karawang berharap uang serangan fajar berkisar di Rp 50.000 hingga Rp 300.000. Selain berharap uang, 67,6 persen responden juga berharap diberi beras, 57 persen gula, dan 60,6 persen minyak goreng.

"Hal itu ditengarai karena situasi pandemi. Ada segmen masyarakat yang memang mengalami tekanan ekonomi. Mereka butuh uang cash hingga kebutuhan pokok," ungkap Khoirul.

Meski demikian, Khoirul tak menyarankan para calon dan tim pemenangan mereka melakukan politik uang. Alasannya tidak produktif pada demokrasi dan menggadaikan Karawang selama empat tahun ke depan.

"Serangan fajar atau apapun. Itu tidak menjamin masyarakat berikan suara terhadap calon anda," ucapnya.

Baca juga: Berburu Swing Voters di Detik Terakhir Pilkada Karawang

Indomatrik: pilihan warga tergantung program paslon

Adapun survei Indikator menyebut Cellica-Aep bakal menang jika situasi normal. Pasangan ini juga sulit dikejar oleh dua pesaingnya.

"Kecuali, situasi tidak normal maka perubahan bisa terjadi, misalnya terjerat kasus hukum" kata Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Adam Kamil.

Sementara survei Indomatrik menyebut elektabilitas calon tak akan jauh berbeda dengan nanti waktu pemilihan. Alasannya rata-rata masyarakat Karawang yakin akan pilihannya sebesar 96,30 persen. 

"Jadi, hanya yang berubah sekitar 2,10 persen dan masih bimbang sekitar 1,60 persen," ujar Direktur Riset Indomatrik Husin Yazid.

Yazid mengatakan banyak faktor yang menyebabkan pilihan masyarakat berubah. Ia menyebut alasan masyarakat dalam menentukan pilihan dengan melihat program dari para paslon, kemudian pertimbangan mana pasangan terbaik, serta masih adanya waktu menuju pencoblosan pada 9 Desember 2020.

"Itulah tiga alasan teratas perubahan pilihan pemilih. Biasanya pengaruh debat itu bisa mencapai 25 persen dan itu berada pada kalangan menengah ke atas," ujarnya.

Baca juga: Debat Pilkada Karawang Soal Atasi Kemiskinan, Ada Paslon yang Mau Bangun Silicon Valley hingga Tawarkan Kartu Kewirausahaan

Partisipasi pemilih di masa pandemi

Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Adam Kamil paslon yang unggul juga harus bisa menjaga partisipasi masyarakat untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Sebab, kata Adam, survei dilakukan dengan mendatangi pemilih. Sementara jika pencoblosan pemilihlah yang datang ke TPS.

"Tetapi kendati pandemi, hasil pengamatan kita Karawang ini memiliki tingkat partisipasi yang cukup tinggi," ungkap Adam.

Sementara itu, survei Indomatrik memprediksi partisipasi masyarakat pada Pilkada Karawang 2020 sekitar 66 hingga 83 persen. Direktur Riset Indomatrik Husin Yasid menyebut sudah hampir 92 persen dari jumlah total warga Karawang 1,6 juta, sudah mengetahui ada pilkada pada 9 Desember 2020.

"Jadi, potensi warga yang berpartisipasinya cukup kuat bahkan melebihi target nasional yang hanya 77 persen," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com