YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aksara jawa diharapkan tak punah tergantikan dengan Bahasa Indonesia atau bahasa lainnya. Sehingga, peran digitalisasi jadi penting.
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia menilai, butuh banyak website dengan konten beraksara jawa untuk bisa memuluskan pendaftaran aksara Jawa agar bisa diakses dilaman internet.
"Website beraksara jawa ini diharapkan dapat membantu untuk meyakinkan ICANN (Lembaga Internet Dunia) bahwa aksara jawa masih tetap eksis digunakan hingga saat ini," kata Muhamad Shidiq Purnama, Chief Registry Officer Pengelola Nama Domain Internet Indonesia, melalui rilis ke Kompas.com, Sabtu (05/12/2020).
Baca juga: Sultan Usulkan Digitalisasi Aksara Jawa ke Kominfo
Pihaknya bersama komunitas pegiat Aksara Jawa di Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tergabung dalam tim Juri sebelumnya telah membuat lomba website aksara Jawa.
Mereka juga sudah menentukan pemenangnya. Yakni Didin Ahmad Zaenudin keluar sebagai juara pertama, lalu April Nugroho sebagai juara kedua dan Bagus Aji Pamungkas sebagai juara ketiga.
Pembagian hadiah diberikan 5 Desember 2020 yang diserahkan langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada para pemenang lomba.
Baca juga: Nenek Rasiti Rela Serahkan Naskah hingga Tongkat Kuno Warisan Keluarganya ke Pemerintah
Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengusulkan digitalisasi aksara Jawa ke Menkominfo.
Pasalnya, Sri Sultan tak mau bahasa ibu punah dan tergantikan dengan Bahasa Indonesia.
Sri Sultan menyampaikan, pihaknya telah mengusulkan untuk digitalisasi aksara Jawa tidak hanya untuk Provinsi DIY saja tetapi juga ada provinsi-provinsi lainnya agar bahasa ibu tidak terlupakan oleh masyarakat.
"Kalau untuk aksara Jawa (digitalisasi) kami juga pernah mengusulkan, jadi ini tidak hanya jawa tapi juga dari provinsi lain juga ada sehingga harapan saya jangan sampai bahasa ibu ini kalah dengan bahasa indonesia," katanya saat menerima kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (16/10/2020).
Sri Sultan khawatir jika bahasa ibu tidak dilestarikan maka yang terjadi adalah tidak ada lagi masyarakat lokal yang menggunakan bahasa ibunya.
Dengan cara digitalisasi diharapkan dapat sehingga tidak ada yang menjaga aksara jawa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.