Rumah sakit tersebut juga digunakan oleh Sardjono selama menjalani perawatan, sebelum meninggal dunia pada Rabu dini hari.
Hal terseebut dibenarkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pamekasan, Sigit Priyono.
"Martini menyusul suaminya dr Sardjono meninggal dunia karena keduanya sama-sama positif Covid-19," kata Sigit.
Kondisi kesehatan Martini sempat membaik beberapa saat setelah dirawat di rumah sakit sejak hari Selasa kemarin.
Namun, kondisinya berubah menurun setelah kematian suaminya. Bahkan, pernafasannya dibantu dengan ventilator.
"Kemungkinan besar Martini tertular suaminya yang lebih awal sakit dan meninggal," ungkap Syaiful Hidayat.
Baca juga: Menyusul Suaminya, Istri Dokter Sardjono Meninggal akibat Covid-19
Menyusul aksi massa beberapa hari lalu, rumah Mahfud MD di Pamekasan kini dijaga oleh 30 personel.
Para personel tersebut adalah aparat keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri.
Jumlah personel meningkat setelah sebelumnya rumah yang ditinggali ibunda Mahfud MD itu hanya dijaga tiga personel.
Penjagaan dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan supaya kejadian tersebut tak kembali terulang.
Adanya jaminan keamanan tersebut membuat ibunda Mahfud MD, Khadijah batal diungsikan.
Khadijah yang sudah berusia 90 tahun, rentan sakit dan ditakutkan tak kerasan di tempat tinggal yang baru.
"Kami khawatir setelah diungsikan ke rumah lain, dalam waktu singkat Bunda Khadijah minta Baca juga: Fakta Terbaru Pasca-demo di Rumah Mahfud MD, Ibunda Batal Diungsikan, Polisi Periksa Peserta Aksi
Banjir tersebut disebabkan karena meluapnya Sungai Serayu sejak Kamis pasgi.
Akibatnya arus lalu lintas di jalur tersebut lumpuh. Ruas jalan tersebut hanya bisa dilalui truk besar.