YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali melaporkan adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Pernyataan adanya peningkatan aktivitas vulkanis itu disimpulkan berdasarkan pengamatan sejak 20 November 2020 hingga 26 November 2020.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, dalam masa pemantauan itu tercatat 277 kali gempa vulkanis dangkal, 2.464 kali gempa fase banyak, empat kali gempa frekuensi rendah, 340 kali gempa guguran, 541 gempa embusan, dan sembilan kali gempa tektonik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," kata Hanik dalam laporan aktivitas Gunung Merapi, Jumat (27/11/2020).
Baca juga: Kata BPPTKG soal Muncul Asap di 2 Titik Gunung Merapi
Dalam laporan itu, dicatatkan pula adanya deformasi atau pemendekan Gunung Merapi dengan laju 11 sentimeter per hari.
Laju pemendekan itu terekam dalam electronic distance measurement (EDM).
BPPTKG juga melaporkan, selama pemantauan tersebut terjadi guguran kubah lava sisa erupsi pada 1954.
Guguran itu terjadi pada 22 November 2020 sekitar 06.48 WIB.
Tercatat jarak luncur guguran tersebut maksimal sejauh 1 kilometer di sektor barat ke arah hulu Kali Lamat.
Baca juga: Pengungsi Gunung Merapi di Sleman Dibekali Pelatihan Keterampilan
Selama periode pemantauan itu, terpantau pula munculnya asap dari puncak Gunung Merapi.
"Tinggi asap maksimum 750 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada tanggal 26 November 2020 jam 05.50 WIB," ujar Hanik.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.