Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Sri, Meninggal Saat Ditandu Menuju Puskesmas, Jalanan Rusak dan Tak Bisa Dilewati Kendaraan

Kompas.com - 25/11/2020, 19:20 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Ibu dua anak di Kabupaten Sikka, NTT bernama Sri mengalami nasib memilukan.

Ia mengembuskan napas terakhir ketika dibawa menuju ke Puskesmas setelah sempat terjatuh pingsan.

Diduga karena terlambat ditangani, Sri meninggal dunia.

Pasalnya, untuk menuju Puskesmas, Sri harus ditandu oleh warga dan melewati jalanan rusak yang tak bisa dilalui kendaraan.

Baca juga: Tempuh Jalan Rusak 10 Km Menuju Puskesmas, Sri Meninggal di Atas Tandu


 

Pingsan di gereja

Kepala Desa Hale Albertus Huben mengemukakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (22/11/2020).

Seorang ibu bernama Sri mulanya mengeluh sakit di bagian pinggangnya.

Saat beribadah di gereja, Sri tiba-tiba pingsan.

"Sebelumnya sakit juga, tetapi Sabtu kemarin sempat ke Puskesmas dan bisa jalan. Keluhannya sakit pinggang. Pas Minggu pagi, dia sempat ke gereja. Pas lagu pujian, dia jatuh pingsan," kata Albertus.

Warga yang melihat pun seketika berupaya menolong Sri.

Hanya satu cara untuk membawa Sri menuju ke Puskesmas terdekat, yakni dengan cara menandunya.

Baca juga: Kisah Pilu Balita 2 Tahun, Tangan Dipatahkan oleh Sang Ayah, Ini Penyebabnya

 

Ilustrasi jalan rusak.Shanghaiist Ilustrasi jalan rusak.
Jarak 10 kilometer dan jalanan rusak

Ironisnya, jalanan yang harus dilewati warga rusak parah dan tak bisa dilewati kendaraan.

Padahal mereka harus menempuh jarak 10 kilometer untuk sampai ke Puskesmas dari Desa Hale.

Malangnya, nyawa Sri tak tertolong. Ia meninggal dunia dalam perjalanan.

"Warga langsung gotong ke Puskesmas, tetapi dalam perjalanan dia mengembuskan napas terakhir," kata Albertus.

Baca juga: Fakta Mobil Avanza Dibarter Bunga Keladi, di Luar Niat Awal hingga Videonya Menyebar

Video menyebar

Ilustrasi videoShutterstock Ilustrasi video
Video warga menandu Sri ternyata direkam dan diunggah oleh sang kepala desa hingga viral di media sosial.

Dalam unggahannya, Albertus juga menulis kerisauan warga pada kondisi akses di wilayah itu.

“Jalur jalan Kabupaten Hale-Kilowair sampai dengan hari ini masih jalan tanah, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Dengan kondisi demikian, sangat memprihatinkan bagi masyarakat Dusun Glak. Buktinya ada pasien yang seharusnya ditangani segera oleh pihak medis, namun kendaraan tidak bisa sampai di Glak,” tulis Albertus.

“Sehingga pasien digotong oleh warga setempat dengan tujuan antar ke puskesmas. Namun, karena jaraknya jauh sehingga pasien menghembuskan napas terakhir dalam perjalalan,” sambung Albertus.

Video tersebut mendapatkan perhatian dari warganet.

Baca juga: Kisah Pilu Uun, Suami dan 2 Anaknya Tertimbun di Lubang Tambang Emas, Satu Diketahui Meninggal

 

Akan segera diperbaiki

Menanggapi hal tersebut, Kabag Humas Pemkab Sikka Very Awales menjelaskan, Bupati Sikka Frnsiskus Roberto Diogo pernah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum menyurvei lokasi, sekitar tahun 2019.

Survei dilakukan setelah warga setempat datang menemui bupati dan menyampaikan kesulitan mereka.

Jalan sempat dibuka namun kemudian kembali rusak.

“Sudah survei, pemerintah langsung turun ke lokasi dan buka jalan pakai eskavator. Memang belakangan ini karena hujan, jalan ke dusun itu rusak lagi,” ungkap Very saat dihubungi.

“Sudah diusulkan dalam dana pinjaman daerah. Sudah pasti tahun 2021 akses jalan Hale-Kilowair ditingkatkan. Kami sudah alokasikan dana Rp 500 juta dari dana DID untuk penanganannya di tahun anggaran 2021," ujar Very.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Maumere, Nansianus Taris | Editor : David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com