Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Perempuan Pekerja di Lahan Sawit, Diperkosa Bos hingga Keguguran karena Kerja Berat dan Takut Dipecat

Kompas.com - 24/11/2020, 14:24 WIB
Rachmawati

Editor

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat ada sekitar 7,6 juta perempuan yang bekerja di kebun kelapa sawit atau sekitar setengah dari total seluruh tenaga kerja.

Sementara di Malaysia yang jauh lebih kecil, angkanya lebih sulit untuk dipastikan karena banyaknya imigran asing yang bekerja.

Di kedua negara tersebut, AP menemukan beberapa generasi perempuan -dari keluarga yang sama- yang telah menjadi bagian dari tulang punggung industri sawit.

Beberapa dari mereka bahkan mulai bekerja sejak anak-anak bersama orang tua mereka, mengumpulkan biji-bijian yang lepas dan membersihkan semak dari pohon dengan parang.

Baca juga: Joe Biden Menang Pilpres AS, Unpad: di Sektor Lingkungan, Indonesia Harus Hati-hati Soal Sawit

Ironisnya, mereka tidak pernah belajar membaca atau menulis.

Beberapa dekade berlalu, minyak sawit menjadi bahan penting untuk industri makanan, yang melihatnya sebagai pengganti lemak yang tidak sehat.

Selain itu perusahaan kosmetik, yang beralih dari bahan-bahan hewani atau minyak bumi, terpikat oleh sifat ajaibnya: menyebabkan gel cukur dan pasta gigi berbusa, melembabkan sabun dan berbusa dalam sampo.

Pekerja baru terus-menerus dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tanpa henti, yang meningkat empat kali lipat dalam 20 tahun terakhir.

Baca juga: Saksi Sebut Menantu Nurhadi Beli Kebun Sawit Rp 13 Miliar

Perempuan di Indonesia seringkali menjadi pekerja “lepas”, yang dipekerjakan dari hari ke hari, dengan pekerjaan dan gaji yang tidak pernah terjamin.

Laki-laki menerima hampir seluruh posisi yang sifatnya permanen, memanen tandan buah yang berat dan berduri dan bekerja di pabrik pengolahan.

Di hampir setiap perkebunan, laki-laki juga menjadi pengawas. Hal tersebut membuka pintu untuk pelecehan seksual.

Baca juga: Bantu Petani Sawit, 3 Perusahaan Luncurkan Inisiatif Ini

Dijadikan budak seks di Mayalsia

AP mendengar tentang insiden serupa di perkebunan besar dan kecil di kedua negara.

Perwakilan serikat pekerja, pekerja kesehatan, pejabat pemerintah dan pengacara mengatakan ada kasus pemerkosaan berkelompok. Anak-anak berusia 12 tahun dibawa ke ladang dan diserang secara seksual oleh mandor perkebunan.

Salah satu contohnya adalah seorang remaja Indonesia yang diperdagangkan ke Malaysia sebagai budak seks. Dia harus melewati antara pekerja minyak sawit yang mabuk yang tinggal di bawah terpal plastik di hutan. Dan akhirnya ia melarikan diri.

Baca juga: Jaksa Ungkap Suap Rp 45,7 Miliar kepada Nurhadi untuk Beli Tas Mewah hingga Lahan Sawit

Sementara Indonesia memiliki undang-undang untuk melindungi perempuan dari pelecehan dan diskriminasi.

Rafail Walangitan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mengatakan dia menyadari banyak masalah yang diidentifikasi oleh AP di perkebunan kelapa sawit, termasuk isu pekerja anak dan pelecehan seksual.

“Kami harus bekerja keras untuk ini,” katanya, sambil menambahkan bahwa jalan pemerintah masih panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com