Untuk memperluas cakupan, Sharing Happiness yang dibentuk Rumah Zakat melakukan rebranding. Salah satunya melepaskan diri dari Rumah Zakat, namun tetap berkolaborasi.
Hamzah berharap, launching brand baru dengan konsep mandiri, bisa meningkatkan minat masyarakat untuk membantu sesama.
"Ke depan, kami bisa kolaborasi dengan berbagai lembaga sosial, mengelola zakat, komunitas, dan lainnya. Target teman berbagi juga akan lebih luas menyasar kalangan milenial," katanya seraya mengatakan jumlah milenial yang tergerak untuk membantu semakin banyak.
Sharing Happiness, kata dia, akan mendidik banyak kelompok masyarakat bawah. Mereka perlu mendapat bantuan baik ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan banyak permasalahan sosial di pinggir jalan lainnya yang perlu dibantu.
CEO Rumah Zakat Nur Effendy mengatakan, selama pandemi, banyak perubahan yang terjadi terhadap masyarakat. Salah satunya yaitu makin banyak masyarakat yang mau berbagi. Mereka menggunakan platform online untuk menyalurkan dananya.
"Secara potensi, zakat dan infak ini sangat besar. Di dunia mencapai Rp8.000 triliun, sementara di Indonesia mencapai Rp212 triliun. Ini potensi yang harus dimanfaatkan agar bisa lebih banyak tersalurkan kepada mereka yang membutuhkan," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.