Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka Menuding Saya Seolah-olah Tuhan, karena Menentukan Apakah Seorang Terpapar Covid-19"

Kompas.com - 04/11/2020, 22:15 WIB
Robertus Belarminus

Editor

KOMPAS.com - Warga di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, menyebut, masih banyak warga di wilayah itu yang kurang percaya dengan adanya wabah Covid-19, yang sudah merenggut banyak nyawa.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) pada Dinkes Mimika, Obet Tekege mengatakan, hal itu menjadi salah satu hambatan terbesar bagi para petugas kesehatan untuk melakukan penelusuran kontak erat pasien terkonfirmasi positif.

Terutama di kalangan anggota keluarga dan kerabat mereka.

"Sampai saat ini masyarakat asli Papua tidak percaya akan adanya virus corona, mereka menganggap virus itu dibawa dari luar. Ini tentu menjadi hambatan karena secara data sebagian orang asli Papua di Mimika kini terpapar virus corona," kata Obet, seperti dilansir Antara, Rabu (4/11/2020).

Baca juga: Mimika Miliki Mesin ADM Seperti ATM, Sekali Sentuh Surat Kependudukan Keluar

Obet mengatakan, ketidakpercayaan warga terhadap adanya pandemi Covid-19 justru memunculkan stigma bagi para pasien dan keluarganya.

Dampaknya juga menimpa petugas penyelidikan epidemiologi Dinkes Mimika yang sehari-hari harus melakukan penelusuran kontak dari para pasien terkonfirmasi positif.

Mereka disebut kerap dihadapkan dengan sikap yang tidak simpatik dari warga.

"Kami dicaci maki habis-habisan oleh warga, bahkan rekan-rekan kami dilempari batu. Mereka menuding saya seolah-olah Tuhan karena menentukan apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak. Masyarakat mengancam mendatangi dan akan merusak rumah saya," cerita Obet.

Warga yang tidak percaya dengan wabah Covid-19 di sebut tidak saja yang bermukim di pinggiran Kota Timika seperti Kwamki Lama, SP13, SP7 dan lainnya, tetapi juga warga yang ada di Kota Timika.

"Apalagi yang tinggal di rumah-rumah kost, itu paling susah untuk ditemui oleh petugas kami karena mereka takut akan adanya stigma dari tetangga yang lain," tutur dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com