Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jogo Tonggo di Kemirirejo, Potret Solidaritas Warga Kala Wabah Merebak

Kompas.com - 04/11/2020, 17:23 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Tetangga Peduli

Selama itu pula, hidup mereka bergantung pada satgas Jogo Tonggo dan uluran tangan para tetangga.

Kewajiban isolasi menyebabkan mereka tidak mempunyai pendapatan. SW terpaksa menutup warung kelontongnya, SY (suami RK) libur menjadi pengemudi ojek online, begitu juga dengan RDA dan NAK yang harus cuti bekerja.

SW dan keluarganya sempat khawatir akan dikucilkan.

Sebab mereka kerap membaca dan mendengar informasi tentang pasien-pasien positif Covid-19 dan keluarganya yang diperlakukan tidak baik oleh tetangga bahkan kerabat sendiri.

"Saya sering dengar cerita kalau pasien Covid-19 dan keluarganya yang dikucilkan sama saudara sendiri, sampai berpapasan saja tidak mau. Kalau pun ada tetangga yang begitu sama kami, kami memaklumi, tapi bersyukur sampai sekarang tidak ada yang sampai mengucilkan," ungkap SW.

Baca juga: Pantau Protokol Kesehatan, Ganjar Harap Sekolah Punya Satgas Jogo Sekolah

Apalagi Satgas Jogo Tonggo RW VIII Kelurahan Kemirirejo yang begitu aktif peduli dalam penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

Secara berkala petugas mengunjungi keluarga ini, sekadar menanyakan kabar atau mengirim kebutuhan sehari-hari.

Hal serupa juga dilakukan satgas dan warga ketika awal pendami terjadi pada Maret-April 2020.

Waktu itu ada 4 warga kampung ini yang dinyatakan positif terpapar Covid-19. Dua orang di antaranya meninggal dunia.

Kemudian, sekitar 25 KK harus dikarantina di rumah masing-masing.

Ketua Satgas Jogo Tonggo RW VIII Kelurahan Kemirirejo, Tartib Karyadi mengatakan, tugas Satgas bukan sekadar melakukan penanganan secara fisik, tapi penguatan mental atau psikologi juga sangat penting.

Mental yang kuat, bagi warga apalagi pasien Covid-19 dan keluarganya, menjadi fondasi penting untuk melawan Covid-19 itu sendiri.

Mental yang sehat membangun imun tubuh sehingga diharapkan tidak terinfeksi virus maupun penyakit lainnya.

"Covid-19 bukan aib. Kita bangun kesadaran itu dari awal. Covid-19 adalah penyakit yang bisa sembuh, tapi juga tidak boleh diabaikan. Warga kami tidak ada yang sampai mengucilkan pasien dan keluarga, justru kami saling gotong-royong membantu kebutuhan mereka," ungkap Tartib.

Taman bermain di RW VIII Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang. Taman ini menjadi arena favorit anak-anak disela kegiatan belajar jarak jauh.KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Taman bermain di RW VIII Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang. Taman ini menjadi arena favorit anak-anak disela kegiatan belajar jarak jauh.

Bahkan, pihaknya terbuka soal data pasien positif Covid-19 dan keluarganya supaya masyarakat tahu.

Dengan demikian penyebaran virus bisa diantisipasi lebih dini, penanganannya juga lebih cepat dan tepat sasaran. 

Kesadaran ini sudah tertanam jauh sebelum ditemukan kasus positif Covid-19 di kelurahan ini.

Sehingga, ketika muncul kasus, warga bersama satgas sudah sigap menangani, seperti membantu petugas Dinas Kesehatan melakukan tracing, mengantar keluarga atau kontak erat pasien ke rumah sakit, termasuk edukasi kepada warga lainnya.

"Kami antar sendiri kontak erat yang mau swab test, ada beberapa warga yang sukarela meminjamkan angkot (angkutan kota) dipakai untuk itu. Kami dampingi mereka sampai tuntas. Tujuannya apa, agar mereka merasa diperhatikan, hati senang, tidak dikucilkan," katanya.

Baca juga: Belum Terapkan PSBB, Kota Semarang Pilih Berlakukan Jogo Tonggo

Kondisi psikologi warga memang diperhatikan betul oleh Satgas Jogo Tonggo. Ini terlihat dengan adanya taman bermain tidak jauh dari posko.

Meski kecil dan fasilitas bermain sederhana tapi taman ini menjadi salah satu area favorit anak-anak di sela menunaikan sekolah jarak jauh (daring).

Di area ini pula, setiap pekan ada kegiatan senam bersama kaum ibu dan lansia. 

"Sebelumnya memang sudah ada taman, tapi kita tata lagi sehingga lebih menarik. Tidak hanya di area bermain tapi jalan kampung dan beberapa taman juga kami perbaiki. Supaya warga merasa nyaman, terhibur, aman, karena sejak pandemi sebagian besar warga hanya di dalam rumah," tutur Tartib.

Tartib menegaskan seluruh kegiatan wajib menerapkan protokol kesehatan ketat.

Spanduk maupun banner tentang protokol kesehatan dipasang di sejumlah titik strategis di kampung ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com