Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Tersedianya Produk Lokal di Perbatasan RI-Malaysia

Kompas.com - 16/10/2020, 18:21 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Pembangunan toko “Indonesia” di perbatasan RI – Malaysia, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, telah rampung 100 persen pada akhir 2019 .

Sebuah toko yang digadang-gadang jadi solusi untuk memasok produk lokal dan mengatasi disparitas harga dengan Negeri Jiran ini tinggal menunggu sambungan listrik dan sanitasi air bersih.

"Kami usahakan akhir 2020, toko Indonesia sudah mulai operasi, kita suplai barang bersubsidi dan harganya akan sama dengan yang di Kota Nunukan," ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kalimantan Utara, Hartono, saat dihubungi, Jumat (16/10/2020).

Baca juga: Warga di Perbatasan Indonesia-Timor Leste Serahkan Senpi ke TNI

Kondisi Krayan memang perhatian karena cara paling mudah dan cepat untuk mensuplai kebutuhan sembako ke wilayah ini hanya mengandalkan transportasi udara.

Akibatnya, masyarakat Krayan masih tergantung dengan Malaysia dalam segala hal. Bahkan produk yang mereka gunakan juga hampir 100 persen made in Malaysia.

"Sampai saat ini, harga di Krayan memang cukup tinggi dibanding daerah lain, apalagi Malaysia masih lockdown tentu menjadi lebih sulit keadaannya, tapi tidak ada keluhan karena sumber daya alam Krayan sangat memadai, tidak ada LPG bisa pakai kayu," kata Hartono.

Pembangunan toko Indonesia dibarengi dengan program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) barang.

Untuk menunjang percepatan penyediaan Sembako untuk Krayan, Provinsi Kaltara sudah memberikan porsi anggaran yang sudah masuk draft Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2020 dengan nilai sekitar Rp 400 juta.

Baca juga: Lakukan Patroli di Perbatasan Malaysia, Satgas Pamtas di Nunukan Sebut Ada 173 Batas Negara Hilang

Nominal tersebut diperuntukkan sebagai modal awal bagi ketersediaan barang di bangunan berukuran kurang lebih 40 x 30 meter yang baru akan dibuka tersebut.

"Mungkin untuk pengelolaannya kita pasrahkan dulu ke Perusahaan Daerah (Perusda), kita akan lelang itu yang Rp 400 juta, kalau sudah berjalan, Perusda akan menyerahkan pengelolaannya ke lembaga, entah nanti koperasi atau Bumdes, Camat nanti yang urus teknisnya," katanya.

Tingginya harga Sembako di Krayan diamini oleh Daniel, warga Kecamatan Krayan Tengah.

Dia memberi contoh, harga gula pasir saat ini mencapai Rp 45.000 per kilogram, selisih jauh dengan harga gula pasir di Nunukan kota yang dibanderol Rp 13.000 per kilogram.

"Apalagi sekarang Malaysia lockdown dan Krayan musim hujan, selain harga melambung, barangnya juga sulit didapat," katanya.

Camat Krayan Heberly, mengaku antusias dengan keberadaan toko Indonesia. 

Baca juga: Dialog dengan Prajurit TNI di Perbatasan, Jokowi Tanya Kelancaran Gaji

Toko tersebut menjadi sebuah bukti kehadiran pemerintah di perbatasan RI yang selama ini sangat bergantung dengan produk Malaysia.

"Semoga kesenjangan harga bisa teratasi, kita juga memiliki produk lokal yang kita harap bisa diakomodir di toko tersebut, semoga bukan hanya produknya saja, tapi kami masyarakat Krayan mendapat link pasar lebih luas untuk memasarkan produk unggulan kami juga," katanya.

Toko Indonesia di Krayan dibangun sejak 2017 di atas lahan seluas 4.320 meter, Pemerintah Provinsi Kaltara mengalokasikan APBD Kaltara sekitar Rp 17,4 miliar secara bertahap.

Baca juga: Sekolah di Perbatasan RI-Malaysia Mulai Dibuka untuk Belajar Tatap Muka

Tahap pertama dialokasikan Rp 5 miliar, berlanjut tahap II pada 2018 sebesar Rp 4 miliar dan pada 2019 atau tahap III sebesar Rp 8,4 miliar.

Selain di Krayan, Pemerintah Provinsi Kaltara juga tengah membangun toko Indonesia di perbatasan lain di Pulau Sebatik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com